MAUMERE, FLORESPOS.net-Stand SMKN Talibura saat pameran karya SMA,SMK dan SLB pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di halaman Kantor Bupati Sikka ramai diserbu pengunjung.
Sekolah kejuruan di wilayah timur Kabupaten Sikka tepatnya di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura ini memamerkan aneka produk hasil karya para siswa di sekolah ini.
“Kami membuat obat annti Scabies atau kudis yang dipergunakan untuk hewan ternak,” sebut Alfonsius Franki Sukardi kelas XI jurusan Kesehatan Hewan SMKN Talibura, Jumat (2/5/2025).
Alfonsius menjelaskan,obat anti scabies untuk hewan ternak ini merupakan hasil produksi para siswa yang didapat dari pengolahan campuran daun gamal, daun mimba serta minyak goreng.
Ia menyebutkan, daun gamal dipilih karena terdapat kandungan humarin sementara daun mimba memiliki kandungan azadirachtin dimana campuran kedua daun ini dapat membunuh tungau Sarcoptes scabiei.
“Yang dapat membunuh kuman tersebut hanya campuran dua daun ini yang kami campurkan juga dnegan minyak goreng. Obat oles ini lalu kami uji coba dengan mengoleskannya di ternak kambing dan sapi di sekolah,” terangnya.
Alfonsius menambahkan, setelah ternak kambing dan sapi yang terkena penyakit scabies atau kudi diobati selama 3 hari, pada bekas luka hewan tersebut muncul seperti ketombe dan hewan pun sembuh dari penyakit kudis.
Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini dapat menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
“Obat scabies ini sudah dipasarkan ke masyarakat dengan menjualnya di Pasar Talibura maupun di jual ke masyarakat di desa-desa di Kecamatan Talibura maupun Waiblama dengan harga Rp10 ribu per botol,” terangnya.
Alfonsius mengatakan, obat ini sudah diproduksi sebanyak 4 kali dan semua hasil produksi habis terjual sehingga pihaknya akan memproduksi lagi dalam jumlah yang lebih banyak.
Ia mengakui saat pameran di Kantor Bupati Sikka, banyak pengunjung yang tertarik dan membeli obat anti scabies ini sebab harganya yang relative murah dan terjangkau.
“Kami hanya produksi secara manual dimana sekali produksi sebanyak 20 botol dan setelah diproduksi langsung terjual habis. Di pameran ini pun kami bawa satu kardus dan hanya menyisakan beberapa botol saja,” ungkapnya.
Guru SMKN Talibura, Genoveva G.Galmin, SPd membenarkan hasil karya dalam stand yang dipamerkan saat Hari Pendidikan Nasional di Kantor Bupati Sikka murni hasil karya para siswa.
Genoveva menambahkan, para guru hanya membimbing dan memberi motivasi sebab para siswa dituntut untuk kreatif dan inovatif menghasilkan karya dari bahan-bahan yang ada di sekitar mereka.
“Kami para guru hanya membimbing saja para siswa dituntut untuk kreatif dan inovatif. Lulusan yang kami hasilkan memang dituntut untuk bisa langsung kerja atau berwirausaha bila tidak melanjutkan ke perguruan tinggi,” ucapnya.
Genoveva menyebutkan, saat pameran Sekolahnya menampilkan aneka produk mulai dari pupuk organik berbahan dasar kotoran kambing, nutrisi untuk sapi, obat-obatan untuk kesehatan hewan dan bisa digunakan juga untuk manusia, stik kelor, pupuk organik dari kotoran ayam serta bibit kakao unggul.
Ia memaparkan, di SMKN Talibura terdapat 6 jurusan yakni Kesehatan Hewan, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Agribisnis Tanaman Pangan, Agribisnis Tanaman Hortikultura, Agribisnis Ternak Unggas dan Agribisnis Ternak Ruminansia.
“Sekolah kami sudah 21 tahun berdiri dan mengajarkan siswa agar bisa langsung kerja setelah tamat sekolah sehingga para siswa dibekali dengan aneka keterampilan,” pungkasnya. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando