Oleh: Wentho Eliando
PEMERINTAH Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur dibawah kepemimpinan Bupati Antonius Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignasius Boli Uran sedang hadapi tantangan besar realisasi, minimal dua program 100 hari kerja.
Betapa tidak, sampai pekan kedua April 2025 atau setidaknya mendekati 60 hari kerja sejak dilantik 20 Februari lalu, sejumlah Program 100 hari kerja yang begitu lantang disampaikan Bupati Anton Doni Dihen saat pidato perdana pada 7 Maret lalu, belum dapat direalisasikan dalam konteks penganggaran.
Merujuk jadwal yang ada, per pekan kedua April 2025 ini, Pemda dan DPRD masih dengan agenda rapat-rapat Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Flores Timur Tahun Anggaran (T.A) 2024.
Sementara, informasi di lembaga DPRD, Jumat (11/4/2025), agenda pengajuan usulan Mendahului Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) T.A 2025, baru akan dilaksanakan akhir April 2025.
Pasalnya, Badan Musyawarah (Bamus), baru menjadwalkan atau mengagenda usulan Mendahului Perubahan APBD pada 28 April 2025. Saat bersamaan, langsung dengan pembahasan usulan selama dua hari.
Artinya, sejumlah program 100 hari kerja Bupati Anton Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignas Uran masih sebatas rancangan. Dengan kata lain, masih rencana dalam tataran organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemda Flores Timur.
Sangat tidak mungkin ada realisasi program yang telah direncanakan tersebut, karena anggaran baru bisa digunakan setelah ada ketok paluh penetapan Mendahului Perubahan APBD T.A 2025 oleh DPRD dan Pemda Flores Timur.
Setidaknya, ada dua program dalam 100 hari kerja merujuk pidato perdana Bupati Anton Doni Dihen: Semana Santa dan Festival Bale Nagi (FBN).
Dalam kaitan Semana Santa, Bupati Anton Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignas Uran punya rencana menyiapkan fasilitas videotron dan sound sistem dengan tiang fungsi ganda sepanjang jalur Semana Santa.
Bupati Anton Doni dan Wakil Bupati Ignas Uran, dalam 100 hari kerja juga punya rencana menata penyelengaraan FBN menjadi lebih baik. Mereka bahkan dengan lantang menyatakan akan menghadirkan event organizer (EO) dari luar daerah.
Dua program besar (Semana Santa dan FBN) dalam program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati ini boleh jadi sudah dan sedang terancam tidak terealisasi dengan baik dan lancar sesuai rancangan dan rencana.
Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda ada atau pengadaan videotron dan sound system dengan tiang fungsi ganda sepanjang jalur prosesi Semana Santa. Semana Santa (Pekan Suci) tinggal hitungan hari. Minggu Palma (13/4/2025) sampai Minggu Paskah (20/4/2025).
Pengadaan videotron dan sound system dengan tiang fungsi ganda telan anggaran miliaran rupiah. Belum lagi, Kelompok Kerja Unit Lelang Pengadaan (Pokja ULP) baru beberapa hari ini dibentuk–belum bekerja. Sesuai jadwal, FBN dilaksanakan pada tanggal 24-26 April 2025.
Dua program besar dalam 100 hari kerja ini bakal dilaksanakan atau direalisasikan dalam kondisi minim atau bahkan ketiadaan anggaran. Kalau pun dipaksa, waktunya sudah mepet: itu tadi, Semana Santa tinggal hitung hari.
Kalau pun juga tetap dipaksakan maka hampir pasti anggaran pengadaan videotron dan sound system dengan tiang fungsi ganda pakai utang–entah utang ke pihak ketiga atau ‘comot’ pos anggaran lain. Itu pun hasilnya dipastikan asal jadi.
Khusus FBN. Kalau dipaksa bisa terlaksana menggunakan alokasi APBD murni T.A 2025, yakni pagu anggaran sekitar Rp 425 juta.
Tapi ingat. Ini juga belum tentu. Dengar-dengar, anggaran Rp 425 juta ini juga bakal dipangkas: efisiensi. Bisa saja anggaran turun sampai Rp 250-an juta atau Rp 350-an juta. Lagi-lagi bisa pakai utang atau ada utang–entah utang ke pihak ketiga atau comot dari pos anggaran lain.
Catatan kecil ini hanyalah sebuah awasan. Semoga saja tidak menjadi catatan besar secara politik dan birokrasi dibawah kepemimpinan Bupati Flores Timur Anton Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignas Uran.
Ada begitu banyak dalam program 100 hari yang harus diselesaikan secara teratur dan terukur.
Agar setelah 100 hari kerja, semua yang sudah direncanakan dan direalisasikan bisa terus berjalan maksimal, bahkan dapat lompat lebih cepat, lebih jauh, lebih tepat guna, tepat sasar dan berkelanjutan bagi masyarakat. *
Editor : Wall Abulat