LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT butuh mooring buoy dan galangan kapal atau docking shipyard sebagai salah satu amunisi pendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) itu ke depan.
Docking shipyard atau galangan kapal adalah tempat perbaikan, pemeliharaan atau pembangunan kapal (laut), sedangkan mooring buoy adalah pelampung tambatan kapal di perairan.
Jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar membangun /mengadakan kedua fasilitas, kelak itu sebagai mesin uang, sumber PAD baru Mabar ke depan. Potensi Mabar atas 2 hal itu menanjikan. Selain memiliki wilayah laut nan luas, Mabar juga punya potensi wisata bahari/laut menawan.
Demikian Bernadus Ambat dan Hasanudin, dua anggota DPRD Mabar kepada media ini di Labuan Bajo belum lama berselang. Keduanya berasal dari Partai Perindo.
Mereka berpandangan, mooring buoy dan docking shipyard adalah peluang dan potensi baru demi peningkatan PAD Mabar. Dan karena itu, tidak berlebihan kalau kedua fasilitas tersebut direalisasikan. Itu mesin uang pendongkrak PAD Mabar ke depan.
Menurut Ambat, Mabar sebagai kabupaten kepulauan dengan luas dan potensi laut luar biasa, semestinya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar sudah harus memikirkan pembangunan galangan kapal atau mooring buoy sebagai salah satu potensi sumber PAD.
“Memang karena sudah aturan bahwa wilayah laut pada jarak mil tertentu jadi kewenangan provinsi,” kata Ambat.
Ketika Pemkab merencanakan pembangunan pelampung tambatan kapal/moring buoy, demikian Ambat, mestinya disesuaikan dengan regulasi tentang aturan yang terkait dengan kewenangan di wilayah laut.
“Itu penting menurut saya. Itu harus segera dipikirkan untuk menjemput kebutuhan guna menjawab target PAD kita,” katanya lagi.
Potensi PAD Mabar lewat laut, masih Ambat, sangat tinggi. Mooring buoy dan galangan kapal atau docking shipyard adalah kebutuhan yang segera direncanakan oleh Pemkab Mabar.
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya