MBAY, FLORESPOS.net-Personel Polres Nagekeo bersama TNI terus mendistribusikan logistik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati, Wakil Bupati Nagekeo dan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, seperti kotak, surat suara hingga alat tulis ke berbagai desa.
Bahkan sampai ke daerah pedalaman dengan jalan bebatuan dan melalui kali yang arusnya yang sangat deras agar hari pencoblosan Rabu, 27 November 2024 berjalan lancar.
Seperti dialami salah satu anggota Polres Nagekeo, Aipda Abdulkadir Jailani Abdurrahman. Ia bersama rekannya melakukan pengamanan distribusi logistik Pilkada menuju Dusun Nata Kupe, Desa Rendu Teno, Kecamatan Aesesa, Senin (25/11) siang.
Abdulkadir bersama rekannya berjibaku harus ‘melawan’ melewati arus air Kali Aesesa yang sangat deras dan jalan yang hanya bebatuan. Sementara logistik Pilkada digendong, agar sampai dari kecamatan ke panitia desa.
Pendistribusian logistik Pilkada 2024 ke daerah terpencil, menjadi tantangan tersendiri bagi personel Polri dan TNI. Kondisi tubuh harus prima, dalam menghadapi beratnya medan yang harus ditempuh, khususnya ke daerah pedalaman khusus di wilayah Dusun Nata Kupe, Desa Rendu Teno.
“Kami harus bekerja keras karena harus menempuh perjalanan melalui sungai Aesesa dan dilanjutkan berjalan kaki selama 20 menit untuk mencapai di TPS 2 di Dusun Nata kupe tersebut,” kata Abdulkadir kepada Florespos.net, Senin (25/11) malam.
Abdulkadir mengatakan, rombongan berangkat dari Kantor Kecamatan Aesesa Selatan tempat logistik Pemilu disimpan sekitar pukul 13.20 Wita.
Distribusi puluhan logistik menggunakan roda empat harus berhenti di pinggir sungai, kemudian logistik dipindahkan dengan cara di pikul menuju TPS 2 Nata Kupe harus lawan arus deras Kali Aesesa.
“Tidak hanya keselamatan diri yang dijaga, tapi juga kami aparat keamanan juga wajib memastikan logistik Pemilu aman dan tidak rusak. Pada pukul 16.00 wita Alhamdulillah, logistik Pilkada 2024 dan sampai di tujuan dengan aman dan selamat,” kata Abdulkadir yang juga Kepala KP3 Laut Marapokot itu.
Gelap Malam
Abdulkadir menambahkan, Dusun Nata Kupe, Desa Rendi Teno belum merdeka seperti desa lain di Kecamatan Aesesa selatan. Pasalnya di wilayah Desa Rendu Teno itu, sudah puluhan tahun belum menikmati penerangan listrik negara (PLN).
Menurutnya, untuk penerangan mereka harus mencari kaleng bekas untuk di jadikan lampu pelita agar bisa menerangi saat malam hari disaat anak-anak belajar dan untuk menerangi mereka makan malam. *
Penulis : Arkadius Togo
Editor : Wentho Eliando