LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Fidelis Sukur, anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT “menegur” pimpinan dewan setempat tegal komunikasi saat sidang paripuna. Dia menilai rapat itu cuma komunikasi 2 arah antara pimpinan dewan semata.
Pimpinan sidang di maksud yaitu Ketua DPRD Mabar Benediktus Nurdin dan Wakil Ketua I Rikardus Jani. Itu terjadi pada paripurna pembukaan masa sidang I tahun sidang 2024/2025 di ruang rapat utama dewan setempat di Labuan Bajo, Senin (11/11/2024).
Sidang tersebut dibagi dua sesi. Sesi 1 dipimpin oleh Benediktus Nurdin (Ketua), dan sesi 2 oleh Rikardus Jani (Wakil Ketua I).
Paripurna satu dan dua itu dihadiri jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Fransiskus Sales Sodo.
Khusus sesi dua sepertinya lebih banyak pendapat langsung para wakil rakyat karena terkait agenda waktu sidang.
Politisi Gerindra Fidelis Sukur di sesi 2 itu sepertinya terusik oleh tindak tanduk pimpinan dewan. Kesannya, Ketua dan Wakil Ketua I sedang mempraktek komunikasi 2 arah, seolah-olah yang banyak bicara hanya kedua pimpinan yang sama-sama duduk di kursi singga sana di tempat tinggi (podium) ruang paripurna.
“Saya rasa sidang ini hanya omong tingkat pimpinan saja, komunikasinya cuma dua arah. Bahkan antara Ketua dan Wakil Ketua (I) bicara sambil bisik-bisik,” komentar Sukur yang juga bekas Wakil Ketua I DPRD Mabar periode 2014-2019 itu.
Wakil rakyat yang lain, Dewi, pada kesempatan yang sama antara lain memprotes banyaknya tutupan gelas air anggota dewan yang berjatuhan saat itu. Hal itu sangat menngganggunya.
Tidak hanya itu, politisi Nasdem tersebut juga menyorori sampah berserakan di kompleks Pasar Batu Cermin Labuan Bajo yang berdampingan dengan Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Sambi yang juga di Labuan Bajo.
Aneka kotoran tersebut tentu menimbulkan aroma bau busuk dan itu sangat menggangu masyarakat sekitar termasuk umat yang hendak berdoa/misa di Gereja Paroki MBSB, tegas Dewi.
Masih pada tempat yang sama, anggota DPRD Mabar yang lain, Silverius Sukur juga antara lain sempat berseloroh bahwa sepanjang tahun 2025 mereka hanya duduk manis di Dewan setempat.
“Pokoknya kita tahun dua ribu dua puluh lima hanya duduk manis di sini, makan gaji buta,” ujarnya sambail tertawa.
Sukur, politisi PDI Perjuangan ungkapkan itu terkait pertanyaan seorang wakil rakyat Mabar yang lain terkait asistensi Ranperda APBD 2025 mendatang di Biro Keuangan Provinsi NTT di Kupang beberapa waktu mendatang. Dimana proses awal terkait hal itu sudah dilakukan DPRD Mabar 20219-2024, dan diujungnya oleh DPRD Mabar 2024-2029.
Anggota DPRD Mabar yang lain, Yopi Widiyanti juga sempat “ngotot” dengan pemimpin sidang Rikardus Jani terkait waktu asistensi Ranperda APBD Mabar 2025 dalam waktu dekat mengingat dampak erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur belakangan yang membuat penerbangan dari dan ke Labuan Bajo juga terganggu.
Para Wakil rakyat Mabar yang juga bersuara, bahkan lantang- lantangan, di antaranya Hasan dan Saleh Muhidin.
Sepanjang paripurna terkesan tarik urat leher tersebut jajaran Pemkab Mabar terlihat diam, tapi terkadang senyum-semyum dan kadang ada yang sambil garuk kepala walau tidak gatal. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus