LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Puncak peringatan WTD (World Tourism Day) 2024 bertempat di Taman Parapuar Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 27 September 2024.
Pada acara itu berlangsung pula acara pemberian penghargaan kepada “Sahabat Ekosistem Pariwisata“ atau yang biasa disebut sebagai program “Bapa Asuh Recognition” kepada 3 Pelaku Industri pariwisata di Labuan Bajo Flores.
Skema “Bapa Asuh” melalui Program Sahabat Ekosistem Pariwisata (SEP) atau Tourism Ecosystem Fellowship (TEF) dilatarabelakangi sebuah inisiatif dari perusahaan seperti hotel dan restoran, yakni memberi bantuan dan dukungan kepada usaha kecil dan menengah, atau komunitas lokal seperti desa wisata yang bergerak di sektor pariwisata, serta memberikan dampak kepada lingkungan.
Tujuannya untuk meningkatkan komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat, mendorong pembangunan rantai pasok dan keterkaitan UMKM dan usaha masyarakat dalam pengembangan ekosistem kepariwisataan berkelanjutan, berdaya saing, dan berkelas dunia.
Diharapkan program ini dapat mendorong hadirnya startup, local champion, produk lokal, sentra kreatif dalam pengembangan ekosistem kepariwisataan.
Ada enam Kriteria SEP/TEF. (1) memiliki komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dalam praktik/impelemntasi, misalnya pengelolaan limbah, konservasi energi, dan perlindungan habitat.
(2), memiliki dukungan terhadap komunitas lokal seperti adanya program yang fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal dan memiliki riwayat kemitraan bersama usaha kecil dan menengah (UKM) lokal, pengunaan bahan/produk lokal, serta kontribusi terhadap pengembangan ekonomi lokallokal.
(3), mempunyai keterlibatan dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, seperti memberikan program pelatihan/bimtek untuk masyarakat/komunitas.
(4), memiliki pengalaman dan rekam jejak, reputasi dan kredibilitas perusahaan termasuk umpan balik positif dari mitra dan dari komunitas lokal;
(5), mempunyai rencana jangka panjang yang jelas dan terstruktur untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo Flores;
(6), memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, lingkungan, sosial, dan pelestarian budaya.
Bapak asuh juga berperan dalam promosi dan menggunakan produk “Anak Asuh”, sehingga berkontribusi dalam rantai pasok guna menciptakan ekosistem bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) ketika itu memberi penghargaan kepda para Sahabat Ekosistem Pariwisata yang menerapkan program Bapa Asuh, di antaranya Kado Bajo, Plataran Komodo, La Prima Hotel.
Fransikus Xaverius Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF menyampaikan bahwa program Bapa Asuh merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam bentuk dukungan kepada usaha kecil, menengah atau komunitas lokal yang bergerak dalam sektor pariwisata dan diharapkan dapat mewujudkan konsep pariwisata berkelanjutan.
“Program Bapa Asuh merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam bentuk dukungan kepada usaha kecil, menengah atau komunitas lokal yang bergerak dalam sektor pariwisata yang diharapkan dapat berperan dalam promosi dan penggunaan produk anak asuh, sehingga berkontribusi dalam rantai pasok guna menciptakan ekosistem bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif berkelanjutan,” jelas Frans Teguh.
Penghargaan yang diberikan kepada 3 “Sahabat Ekosistem Pariwisata” ini merupakan penghargaan atas dasar kontribusi mereka kepada masyarakat dan lingkungan sebagai wujud aksi pariwisata regeneratif, berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
Berikut program 3 SEP atau Bapa Asuh (Kado Bajo, La Prima Hotel, Plataran Hotel).
Kado Bajo. Kado Bajo memiliki 90% produk UMKM Lokal dengan konsep kerjasama konsinyasi. Kado Bajo rutin menghadirkan seni pertunjukkan seni-budaya tiap minggu seperti tarian caci dan tarian khas Manggarai lainnya.
Kado Bajo juga berkomitmen menganggarkan dana Corporate social Responsibility (CSR) untuk tempat sampah di beberapa titik di kota Labuan Bajo.
La Prima Hotel. La Prima Hotel mempekerjakan 100% SDM asli Mabar. Hotel ini terlibat aktif dalm kegiatan penanaman pohon di sumber mata air Mbeliling dan program pengurangan stunting di Mabar.
La Prima sudah menerapkan konsep go green dengan tidak menggunakan produk plastik. La Prima juga memberi perhatian-pelatihan dan sertifikasi kepada pegawai.
La Prima bekerja sama dengan sentra oleh-oleh seperti Exotic Komodo dan Komodo Bajo dalam memperkenalkan UMKM Labuan Bajo.
Plataran Hotel. Plataran secara rutin memberikan donasi berupa bahan makanan berupa daging ayam di daerah pinggiran di Mabar. Plataran juga memberi perhatian dalam bidang pendidikan di Mabar dengan memberikan kursus Bahasa Inggris secara gratis ke siswa/i SMA dan SMK.
Hotel ini juga melaksanakan penanaman mangrove dan coral restoration di sekitar pantai Labuan Bajo. Dalam hal kebudayaan, Plataran menampilkan tarian Manggarai dalam acara-acara penting.
Dalam penutupan kegiatan, Frans Teguh sampaikan, penghargaan tersebut merupakan salah satu cara memacu para pihak terkait agar tetap berkomitmen terhadap masyarakat dan lingkungan.
“Penghargaan ini diharapkan dapat memacu para pihak untuk tetap berkomitmen terhadap masyarakat dan lingkungan, serta serentak menularkan semangat dalam mewujudkan ekosistem kepariwisataan yang regeneratif, berkualitas, inklusif dan berkelanjutan,” ujar Frans Teguh. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Wentho Eliando