(Catatan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Prodi Keperawatan Akper Ende)
Oleh: Maria Salestina Sekunda dan Rifatunnisah
HENTI Jantung merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan otak, bahkan kematian. Angka kematian akibat henti jantung di luar rumah sakit meningkat karena masyarakat awam tidak mampu mengenali kondisi henti jantung dan memberikan pertolongan bantuan hidup dasar dengan segera.
Karenanya, penting memberikan pelatihan kepada masyarakat sebagai tenaga penolong awam (bystander) untuk dapat meningkatkan harapan hidup korban yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit.
Masyarakat yang pertama kali menemukan penderita henti jantung sebelum korban mendapatkan pertolongan medis sehingga tindakan pertolongan yang diberikan oleh masyarakat menentukan tingkat keberhasilan penanganan medis.
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari petugas kesehatan di Puskesmas Kotaratu. Kader tidak mengetahui cara melakukan bantuan hidup dasar dan belum pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan tentang BHD, ungkap Maria Sekunda, sebagai Ketua Tim Pegabdian Masyarakat.
Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat dan tepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda, sehingga pertolongan yang diberikan akan meringankan sakit korban dan tidak menambah sakit korban.
Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan sehingga mampu memberikan bantuan hidup dasar.
Sasaran kegiatan Pengabmas ini, adalah kader posyandu yang berdomisili di Desa Geoghoma, Kelurahan Kotaratu wilayah kerja Puskesmas Kotaratu Kecamatan Ende Kabupaten Ende.
Alasan pemilihan Desa Geo Ghoma sebagai tempat pelaksanaan, yakni hasil pengamatan pada masyarakat di wilayah Desa Geo Ghoma Kecamatan Ende didapatkan bahwa belum ada perhatian khusus dari pemerintah desa terhadap upaya pertolongan pertama pada warga yang mengalami henti jantung.
Selain itu berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada bulan April 2024 ke beberapa kader Desa Geo Ghoma diketahui bahwa 100% kader tidak mengetahui tentang henti jantung dan bagaimana cara untuk menolong penderita henti jantung sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan.
Jika ada penderita yang mengalami henti jantung dan tidak sadarkan diri langsung dibawa ke fasilitas kesehatan tanpa ada upaya penyelamatan awal di lokasi kejadian, sehingga penderita meninggal di jalan sebelum mendapatkan pertolongan.
Kader yang pertama kali menemukan penderita henti jantung sebelum korban mendapatkan pertolongan medis sehingga tindakan pertolongan yang diberikan kader menentukan tingkat keberhasilan penanganan medis, kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Maria Sekunda.
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari petugas kesehatan di Puskesmas menyatakan bahwa kader belum mengetahui cara melakukan bantuan hidup dasar dan belum pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan tentang BHD sebelumnya.
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberian edukasi dan simulasi bantuan hidup dasar (BHD) pada kader dengan menggunakan alat peraga Phamptom atau boneka khusus untuk BHD, kemudian para kader diberikan kesempatan untuk melakukan redemonstrasi sesuai yang telah dipraktekkan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2024, di Desa Geo Ghoma, Kelurahan Kotaratu wilayah kerja Puskesmas Kotaratu Kecamatan Ende Kabupaten Ende.
Responden dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kader kesehatan yang ada di Desa Geo Ghoma yang berjumlah 12 orang.
Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu pada tahap awal dilakukan pretest dengan membagikan kuesioner pengetahuan tentang bantuan hidup dasar, kemudian responden diberikan materi penyuluhan dan demonstrasi melakukan bantuan hidup dasar dengan menggunakan phantom RJP.
Selanjutnya responden melakukan praktik langsung melakukan bantuan hidup dasar dengan menggunakan media phantom RJP, dan diakhir kegiatan dilakukan posttest untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan responden setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan.
Pelatihan bantuan hidup dasar pada kader kesehatan sangat penting karena akan tercipta tenaga penolong awam yang mampu mengenali kondisi henti jantung, melakukan upaya bantuan hidup dasar sedini mungkin, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat dengan cepat dan tepat serta diharapkan kader kesehatan dapat meneruskan pengetahuan dan keterampilan tentang bantuan hidup dasar kepada masyarakat sekitar, kata Maria Sekunda menambahkan.
“Pentingnya kegiatan ini sebagai dasar bagi para kader kesehatan yang merupakan ujung tombak keselamatan di kelompok masyarakat awam, oleh karena itu perlu disyukuri karena Desa Gheoghoma terpilih menjadi salah satu desa untuk diberikan pelatihan mengenai bantuan hidup dasar bagi kader kesehatan,” kata Kepala Desa Geo Ghoma, Vinsensius F. B. Hayon.
Hasil yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan bantuan hidup dasar.
Pelatihan bantuan hidup dasar pada kader kesehatan sangat penting karena akan tercipta tenaga penolong awam yang mampu mengenali kondisi henti jantung, melakukan upaya bantuan hidup dasar sedini mungkin, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat dengan cepat dan tepat serta diharapkan kader kesehatan dapat meneruskan pengetahuan dan keterampilan tentang bantuan hidup dasar kepada masyarakat sekitar.
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan bantuan hidup dasar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam upaya memberikan pertolongan pada korban henti jantung di luar rumah sakit. *
Penulis, adalah Tim Dosen Prodi Keperawatan Akper Ende
Editor : Wentho Eliando