LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Fransiskus Xaverius Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF sekaligus Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf RI bersama seluruh keluarga besar Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersuka cita atas ditahbiskannya Uskup Agung Ende.
Hal tersebut disampaikan dalam siaran pers BPOLBF: 0128/SP/KOMBLIK/BPOLBF/VIII/2024 yang diterima media ini di Labuan Bajo, Senin (26/8/2024).
Dituliskan, segenap keluarga besar BPOLBF dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) menyampaikan proficiat dan bersuka cita atas ditahbiskannya Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD.
Dalam semangat persaudaraan sejati kita bersama membangun sinergi dan kolaborasi ke depan untuk meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan kesejahteraan umat secara rohani dan jasmani, sambung Frans Teguh.
Lebih jauh diungkapkan, umat Katolik Keuskupan Agung Ende dan seluruh Umat Katolik di Nusa Tenggara Timur bersuka cita atas Penahbisan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD.
Penahbisan dilaksanakan setelah Takhta Suci Vatikan menunjuk Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD menjadi Uskup Agung Ende pada 25 Mei 2024 lalu. Perayaan Ekaristi Tahbisan ini diadakan di Gereja Kristus Raja Katedral Ende dan disiarkan langsung melalui YouTube Komsos Keuskupan Agung Ende (KAE).
Tahbisan Uskup Agung Ende ini dipimpin oleh Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo didampingi Kardinal, Para Uskup, dan Imam Konselebran.
Hadir Kardinal Indonesia, Mgr. Ignasius Kardinal Suharyo; Ketua Presidium Konferensi Wali Gereja Indonesia, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin dan Para Uskup dari Indonesia dan beberapa Uskup dari lluar negeri serta ribuan umat Katolik di Keuskupan Agung Ende.
Rangkaian penahbisan dimulai dari Vesper Agung atau Ibadat Sore pada Rabu (21/08/2024) di Gereja Katolik St. Yoseph Onekore dan dipimpin Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung didampingi Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat dan Uskup Maumere, Ewaldus M. Sedu. Usai perayaan Ekaristi Tahbisan pada Jumat (23/08/2024) dijadwalkan Misa Pontifikal di Gereja Kristus Raja Katedral Ende pada pukul 09.00 WITA.
Perayaan tahbisan Uskup Agung Ende kental dengan nuansa inkulturasi dengan melibatkan seluruh umat dan pemerintah di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Ende, Ngada, dan Nagekeo, sebagai bagian dari wilayah pengembalaan Keuskupan Agung Ende.
Penerimaan melalui ungkapan adat dan tarian khas dari Bajawa, Ngada menjadi pembuka sekaligus tarian untuk mengantar Uskup Agung dan Imam Konselebran menuju altar. Selanjutnya, 30 anggota paduan suara dari Ngada dan Nagekeo juga akan mengisi Misa Pontifikal.
Tidak hanya itu, seluruh rangkaian acara mulai dari penjemputan di Bandara Uskup Terpilih Kesukupan Agung Ende, Kardinal, Para Uskup, Misa, dan berbagai rangkaian acara lainnya juga kental dengan inkulturasi budaya dari tiga kabupaten tersebut.
Peliharalah Kasih Persaudaraan petikan Surat Ibrani ini menjadi Motto Tahbisan dan Kegembalaan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD. Dalam sambutannya setelah penahbisan, Uskup Agung Ende mengajak seluruh umat untuk terus memelihara kasih persaudaraan demi merawat alam ciptaan dan segala isinya.
“Kasih persaudaraan adalah warisan yang kita terima. Sebuah kekayaan kultural dan religius yang menjadi kekuatan bersama kita. Kasih persaudaraan lintas batas agama, batas usia, batas kelas ekonomi, batas ideologi. Kasih persaudaraan dengan alam, lingkungan rumah kita bersama,” ungkapnya seperti dalam siaran pers BPOLBF itu.
Mgr. Paulus Budi Kleden juga mengajak seluruh umat untuk memperbarui tekad dan komitmen untuk menghidupi kasih persaudaraan itu.
Sebagai insan berbudaya dan mahkluk beriman, sebagai pengikut Yesus yang sadar imannya mesti merupakan iman yang terlibat, yang sadar konteks, yang peka terhadap bahaya arogansi personal dan kelompok yang gampang mempolarisasi. Kita semua diajak untuk memelihara kasih persaudaraan dan untuk merawat alam. Kita perlu perbarui tekad dan komitmen untuk menghidupi secara lebih sadar warisan luhur itu dari tanah ini. Kasih Persaudaraan, kata Mgr. Budi Kleden. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus