LARANTUKA, FLORESPOS.net-Nama Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini tengah menjadi perhatian masyarakat baik kabupaten, provinsi maupun nasional.
Selama dua hari, Sabtu dan Minggu (3-4/8/2024) lalu, Dusun Meko menjadi titik lokasi Festival Mini Meko.
Festival ini digelar Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur dengan mengangkat tema agak lagak, “Dari Laut Kita Membangun Peradaban dan Menjaga Lingkungan”.
Sayangnya, di tengah semaraknya mini festival itu, pesona wisata Meko yang pada tahun 2020 lalu meraih peringkat dua Anugerah Pesona Indonesia (API) itu tersimpan sejumlah masalah dasar terutama akses jalan, air dan jaringan telepon serta internet.

Disaksikan Florespos.net, Sabtu dan Minggu (3-4/8/2024), akses jalan masuk dan keluar Dusun Meko sangat buruk.
Sebagian atau sekitar 1,5 km jalan masuk dan keluar Dusun Meko dalam kondisi rusak parah. Badan jalan semenisasi sudah pecah dan berlubang. Bebatuan berserakan. Dan sebagian lagi hanya jalan tanah.
Sarawie Ose (50), warga Dusun Meko mengaku warga setempat selama ini mengalami kesulitan akses jalan. Di Dusun Meko, juga tidak ada air bersih dan jaringan telepon.
Dusun Meko, kata Sarawie Ose pernah mendapatkan bantuan mesin penyuling air laut menjadi air tawar pada tahun 2022. Namun mesin penyuling air laut itu sudah lama rusak.
Sejak kerusakan mesin penyuling tersebut, kata Sarawie, warga setempat membeli air dari luar dusun.
“Jalan masuk dusun kami dalam kondisi rusak. Kami beli air setiap hari. Harga 1 drum Rp 30-35.000. Ada mesin penyuling air laut tapi sudah lama rusak,” katanya.
Selain itu, kata Sarawie Dusun Meko juga tidak ada jaringan telepon dan internet. Warga setempat mesti keluar dari kampung mencari jaringan telepon.
“Kami biasa keluar dari kampung ini untuk cari jaringan telepon. Kami dapat jaringan telepon di ujung dermaga tambatan perahu atau dari jaringan tower di Desa Baobage atau dari Pulau Lembata. Di sini tidak ada tower telekomunikasi,” katanya.

Warga lainnya, H. Umrah Tasman mengaku, sudah lama warga setempat mengalami kesulitan akses jalan, air dan jaringan telepon.
“Selain soal jaringan telepon, Dusun Meko juga mengalami kesulitan air bersih dan akses jalan. Kami sulit air dan jalan masuk dusun yang masih dalam kondisi rusak,” kata H. Umrah yang juga merupakan Imam Masjid Meko itu.
Warga Dusun Meko umumnya dan masyarakat lainnya berharap, ada perhatian yang lebih serius mengenai pengelolaan dan pengembangan destinasi pariwisata di wilayah itu atau destinasi wisata Flores Timur lainnya.
Pariwisata yang dimaksud, yakni bukan by event/ada kegiatan, tetapi pengelolaan dan pengembangan pariwisata Gugusan Pulau Meko dan Flores Timur yang berkelanjutan.
Pantauan Florespos.net selama dua hari, Sabtu dan Minggu (3-4/8/2024), di Dusun Meko terdapat bangunan beserta mesin penyuling air laut menjadi air tawar atau air minum serta dua buah bak tamping (profil tank). Tertulis Tahun Anggaran 2021-2022.
Masih di areal yang sama, Dusun Meko, terdapat dua bangunan gazebo berukuran minimalis terbuat dari kayu dan satu bangun MCK. *
Penulis : Wentho Eliando
Editor : Anton Harus