LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KP2) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) rutin melakukan sosialisai program masyarakat gemar makan ikan.
Langkah tersebut sebagai salah satu upaya menekan/meniadakan kasus stunting (gagal tumbuh anak) di kabupaten pariwisata super premium itu.
Demikian Kepala Dinas KP2 Mabar, Fatinci Reynilda, menanggapi media ini di Labuan Bajo, Kamis (25/7/2024).
Ia dimintai tanggapan soal minat masyarakat daratan/pedalaman/pegunungan Mabar membudidaya ikan air tawar guna kepentingan dagang/bisnis.
Menurut Kadis dengan sapaan akrab In itu, animo masyarakat pedalaman/pegunungan Mabar membudidayakan ikan air tawar, seperti nila, dan lele cukup tinggi.
Di setiap kecamatan di Mabar ada kelompok budidaya ikan air tawar binaan Dinas KP2, termasuk di paroki-paroki yang bermitra dengan instansi tersebut.
Namun budidaya ikan air tawar bagi masyarakat pedalaman/pegunungan Mabar hingga kini sepertinya masih sebatas hobi, belum orientasi bisnis.
“Nanti pas tetangganya bilang bagus sekali ikan-ikan ini, e tuan ikan pasti tangkap dan beri gratis buat orang itu,” ujar Kadis In.
Selain itu, pengembangan ikan air tawar di pegunungan/pedalaman Mabar butuh biaya tinggi. Harus beli pakan, dan untuk dapat benih harus datang beli di tempat perbenihan di Nggorang, Labuan Bajo, milik Dinas KP2 Mabar.
Meski demkian, Dinas KP2 Mabar terus lakukan sosialisasi program masyarakat gemar makan ikan, termasuk kepada masyarakat pedalaman/pegunungan. Langkah tersebut antara lain terkait upaya menekan/meniadakan kasus stunting di Mabar.
Mungkin dengan begitu lambat laun masyarakat pegunungan/pedalaman Mabar berubah pola dari sekedar hobi jadi orientasi bisnis.
Hal itu bisa saja terjadi karena banyak konsumennya yang konsumsi ikan air tawar, di antara lain terkait menghindari stunting, kata Kadis In. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando