BAJAWA, FLORESPOS.net-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini memiliki Poli Gizi.
Kata Direktur RSUD Bajawa dr. Paulina H. H. Pelletimu, M.Kes, Sp.Rad di ruang Poli Gizi RSUD Bajawa, Senin (22/7/2024).
Dokter Paulin saat itu didampingi Patricia C. Lama selaku Kepala Seksi Penunjang Medis, Kepala Instalasi Gizi Hildegunda Hulu dan Penanggung Jawab Poli Gizi, Victoria K. Noas.
Menurut dokter Paulin, saat ini banyak orang yang menjalani program diet seperti diet gula untuk pasien Diabetes Melitus, hipertensi juga untuk penurunan Stunting. Dibutuhkan pemahaman terhadap pemberian pola makan bagi anak, katanya.
Di Poli Gizi dapat berkonsultasi seperti diet untuk kurus, diet menaikkan berat badan sehingga status gizi itu sangat penting terkait pola makan. Ditambahkan, selama ini masyarakat perlu disampaikan tentang status gizi dan pola makan.
“Di rumah sakit sebenarnya perlu ada Poli Gizi. Misalnya pasien yang post perawatan di RS, pola makannya harus tetap diatur sehingga perlu dikontrol di Poli Gizi,” ungkap Dokter Paulin.
Dokter Paulin mengatakan, diet tidak hanya saat dirawat di rumah sakit, namun ketika kembali harus dikontrol pola makan dan dapat berkonsultasi di Poli Gizi.
Ditambahkan pula, seharusnya di Poli Gizi harus ada dokter spesialis gizi klinik. Apabila ada dokter spesialis gizi klinik maka semua pasien BPJS dapat dilayani tanpa harus membayar. Konsultasi, katanya akan dilayani oleh Ahli Gizi atau Nutritionist.
Terikat dokter ahli gizi, ditambahkannya saat ini sedang dibuka beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Diharapkan banyak putra daerah yang mengambil spesialisasi kedokteran dapat juga mengambil spesialis yang belum dimiliki RSUD Bajawa termasuk ahli gizi.
Sambil menunggu itu, pihaknya juga berjuang agar RSUD Bajawa memiliki dokter Ahli Gizi. Untuk mendatangkan dokter spesialis memang banyak hal yang harus disiapkan seperti sumber daya manusia serta fasilitas.
“Dokter ahli gizi klinik sudah ada putra daerah yang tertarik. Kita harapkan yang bersangkutan bisa kembali mengabdi di RSUD Bajawa nantinya,” jelasnya.
Menurut Dokter Paulina, yang mendesak untuk dokter ahli di RSUD Bajawa adalah yang berkaitan dengan KJSU, yaitu Kanker,Jantung, Stroke dan Uroneflologi.
Kementerian Kesehatan telah mengatur lokus dan waktu adanya pada tahun 2025 untuk RSUD Bajawa lewat dana hibah program SIHREN untuk sejumlah peralatan kesehatan, katanya.
Saat ini, kata Dokter Paulin, di RSUD Bajawa telah ada 12 dokter spesialis dan yang juga dibutuhkan adalah spesialis untuk patologi anatomi di mana untuk kasus pasien yang tumor pihaknya bekerja sama dengan Rumah Sakit Ende.
Patricia C. Lama, Kepala Seksi Penunjang Medis pada RSUD Bajawa pada kesempatan yang sama menjelaskan, tahun 2024 ini sesuai arahan direktur pihaknya di manajemen memutuskan membuka Poli Gizi, di mana tenaga Nutritionist di RSUD Bajawa ada 6 orang yang semuanya adalah berstatus ASN.
Ditambahkannya, selama ini asupan kepada pasien hanya pada saat rawat nginap saja sehingga dibuka Poli Gizi agar siapa saja bisa konsultasi dengan Nutritionist.
Di instalasi gizi RSUD Bajawa, ada juga yang disebut pranata jamuan dan pramusaji. Diakuinya, sejak dibuka Poli Gizi pada tanggal 1 Juli 2024 belum banyak masyarakat yang mengetahui sehingga minim kunjungan.
“Kita telah sosialisasi lewat medsos dan banyak yang bertanya tetapi belum ada yang berkunjung,” katanya. *
Penulis: Wim de Rozari I Editor: Wentho Eliando