LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Anggota DPRD Manggarai Barat (Mabar), Ali Sehidun, mengatakan kalau dia jadi bupati dua tahun masalah sampah di kabupaten itu langsung selesai, tak terkecuali di kota super premium Labuan Bajo.
“Kalau saya jadi bupati nanti, saya pastikan dua tahun selesai masalah sampah ini. Jadi kasilah kita kesempatan untuk jadi bupati itu,” ujar Sehidun kepada media ini di Labuan Bajo ibu kota Mabar Nusa Tenggara Timur (NTT) baru- baru ini.
Namun Sehidun belum mau maju pada Pilkada Mabar 2024, kecuali usai masa kepemimpinan Bupati Edistasius Endi dan Wakilnya Yulianus Weng. Keduanya calon lagi pada Pilkada serentak periode 2024-2029.
“Setelah Edi-Weng,” komentar Sehidun, politisi asal Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut.
Diungkapkan, Mabar adalah daerah pariwisata super prioritas. Salah satu isu penting penting yang mendunia yakni sampah. Dan sampai sekarang masih ada sampah di Labuan Bajo, termasuk di laut sekitar.
Sehubungan dengan itu, jalan keluar yang mesti ditempuh Pemkab Mabar untuk mengatasi masalah sampah setempat yakni bekerja sama dengan maskapai penerbangan yang punya rute ke Labuan Bajo.
Kerja sama dimaksud, sebagaimana biasanya bahwa ada pemberitahuan jelang landing di bandara, termasuk di bandara internasional Komodo Labuan Bajo. Tradisi itu disampaikan oleh pramugari 15 menit sebelum mendarat.
“Kesempatan itu dilanjutkan saja pramugari, beritahu penumpang/wisatawan yang turun di Labuan Bajo jangan buang sembarangan sampah, buang di tempatnya. Ini kan cuma mengingatkan saja, kan tidak sulit,” ujar Sehidun.
Kerja sama serupa, menurut Sahidun, juga bisa dengan pihak Perhubungan Udara. Nanti mereka yang komunikasi dengan pilot, lalu pilot yang menyampaikan kepada pramugari. Dan semua kerja sama berbentuk MoU.
Selain itu kerja sama dengan sekolah-sekolah di Mabar. Bahwa penanganan sampah barangkali masuk dalam mata pelajaran mulok (muatan lokal).
Penanganan sampah bisa juga berdayakan Ketua-Ketua RT di desa/kelurahan yang ada spot wisata khususnya. Dia diangkat jadi THL atau tenaga kontrak atau apalah namanya. Beri dia gaji standar UMR/UMP, dilengkapi seragam dinas. Oleh Pemda gajinya bisa diambil dari dana desa atau pos apalah.
Sehubungan dengan hal ini, Ketua RT merupakan representatif dari pemerintah. Ketua RT paling dekat dengan rakyat, dia tahu betul soal rakyat karena dia punya rakyat.
Setiap hari kerja Ketua RT kontrol warganya sehubungan dengan sampah, termasuk hewan ternak berkeliaran, dan juga menyangkut limbah rumah tangga yang buang sembarangan di wilayahnya.
Sumber pendanaan lain untuk mengatasi sampah di Mabar, kata Sahidun, bisa dari CSR perusahan tambang galian C yang ada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat.
Langkah-langkah tadi merupakan terobosan, karena kalau melihat presentasi sampah di Labuan Bajo sesunggunya tak berkurang tetapi tetap, malah bertambah.
Masih pria yang juga pendiri Askawi (Asosiasi Kapal Wisata) Mabar tersebut, bahwa bagi dunia internasional masalah sampah amat urgen, sangat riskan karena itu isu lingkungan.
“Sesunggunya urusan kebersihan, termasuk sampah dan hal terkait lingkungan lain tanggung jawab semua orang tanpa terkecuali dan berkelanjutan. Kampanye terus menerus soal ini,” ujar Sehidun.
Sebelum menjadi DPRD Mabar, Sahidun bersama koleganya sering pungut sampah di pesisir-pesisir/pulau-pulau di wilayah Mabar, termasuk di kota Labuan Bajo, bahkan sampai Riung Kabupaten Ngada.
“Tapi sekarang saya tak lagi turun pungut sampah, nanti dibilang caleg yang cari suara,” tutup Sehidun. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando