Memprihatinkan, Hampir Sebulan Masyarakat 12 Desa di Flores Timur Hirup Abu Vulkanik dan Belerang Erupsi Lewotobi

- Jurnalis

Minggu, 23 Juni 2024 - 20:00 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Abu Vulkanik di Boru, Kecamatan Wulanggitang. Gambar diambil Sabtu (22/6/2024). Foto: Wentho Eliando

Abu Vulkanik di Boru, Kecamatan Wulanggitang. Gambar diambil Sabtu (22/6/2024). Foto: Wentho Eliando

LARANTUKA, FLORESPOS.net-Kondisi sangat memprihatinkan terjadi dan dialami masyarakat 12 desa di wilayah Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ilebura di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Masyarakat 12 desa dimaksud, yakni Boru, Hokeng Jaya, Klatonlo, Padang Pasir, Desa Nawokote, Nawokote B, Pululera, Boru Kedang, Nileknoheng, Dulipali, Nobo dan Nurabelen.

Sudah hampir sebulan atau sekitar tiga pekan ini, masyarakat pada 12 desa tersebut, setiap hari mulai pagi hingga malam menghirup udara bercampur abu vulkanik dan belerang dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Akibatnya, masyarakat desa yang mendiami dua kecamatan itu tidak bisa beraktivitas dengan baik, kehidupan ekonomi masyarakat nyaris terhenti. Bahkan, lebih parah lagi, sebagian besar masyarakat sudah menderita gangguan pernapasan, batuk dan pilek.

Pantauan Florespos.net, Sabtu (22/6/2024) pagi hingga petang, wilayah Desa Dulipali, Desa Boru, Desa Klatonlo dan Desa Hokeng diselimuti abu vulkanik dan aroma belereng menyengat, apalagi saat terjadi erupsi.

Abu Vulkanik Tebal di Jalan, di Boru, Kecamatan Wulanggitang. Gambar diambil Sabtu (22/6/2024). Foto: Wentho Eliando

Masyarakat setempat lebih banyak berada dalam rumah masing-masing. Kalaupun ada yang keluar rumah, mereka memakai masker, topi dan menutup kepala dengan sarung/jaket. Kios dan tempat usaha lain sebagian besar tutup.

Baca Juga :  Resmi Diumumkan! Ini Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024

Sejumlah masyarakat Desa Boru, Desa Hokeng Jaya dan Desa Dulipali kepada Florespos.net, mengaku sudah tiga pekan ini, mereka setiap hari menghirup abu vulkanik dan aroma belerang erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

“Abu vulkanik tebal turun saat terjadi erupsi. Setiap hari bisa lebih dari dua kali terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Abu vulkanik biasanya turun mengikuti arah angin. Sementara bau belerang setiap saat,” ungkap mereka.

Abu Vulkanik Tebal di Jalan, di Boru, Kecamatan Wulanggitang. Gambar diambil Sabtu (22/6/2024). Foto: Wentho Eliando

Sebelumnya, warga Desa Nawokote, Linus Lanun yang setiap hari bekerja di Boru mengatakan, dalam beberapa hari ini letusan Gunung Lewotobi Laki-laki tidak hanya menyemburkan abu vulkanik, tapi juga pasir halus.

“Kami rasakan dalam kurun waktu 4 hari ini bukan hanya abu vulkanik, tetapi juga pasir. Kondisi kami sekarang ini makin parah. Banyak masyarakat sudah batuk pilek,” katanya kepada Florespos.net, Kamis (20/6/2024) siang.

Baca Juga :  Musrenbang RKPD Ngada, Berni Dhey: Pembangunan Perlu Dikawal Dari Tingkat Paling Bawah

“Wilayah Boru dan sekitarnya kalau sudah siang seperti asap api hasil dari bakar ladang untuk kebun tetapi itu sebenarnya debu vulkanik. Lagi pula panas dan hujan tidak menentu karena musim kemarau,” tambah dia.

Masyarakat setempat meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur untuk lebih tanggap, peduli dan respon terhadap kondisi tersebut.

Pemda Flores Timur juga diminta untuk membangun posko siaga bencana di lokasi bencana seperti di Boru dan Dulipali agar memudahkan koordinasi dan komunikasi.

Abu Vulkanik Tebal di Jalan, di Boru, Kecamatan Wulanggitang. Gambar diambil Sabtu (22/6/2024). Foto: Wentho Eliando

Pantauan Florespos.net, Sabtu (22/6/2024), di Boru dan Dulipali atau di lokasi bencana, tidak ada posko siaga darurat bencana dari Pemda Flores Timur.

Di lokasi bencana juga, tidak tampak pembagian masker, pembagian bantuan makanan dan minuman serta mobil tangki air yang dilakukan secara masif.

Tampak di lokasi, masyarakat sendiri menyiram abu vulkanik terutama di pekarangan rumah dan badan jalan.

Posko Siaga Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki diketahui berada di Kota Larantuka, tepatnya di Kantor BPBD Flores Timur berjarak 40-an kilometer dari lokasi bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. *

Penulis: Wentho Eliando I Editor: Anton Harus

Berita Terkait

Flores United FC Menunggu Keputusan Asprov Pasca Pembatalan ETMC Labuan Bajo
Asprov PSSI NTT Umumkan ETMC Labuan Bajo Dibatalkan
Desa Lewobunga Flores Timur Nikmati Air Bersih, Bantuan PTTEP Indonesia dan Julie Laiskodat
Pengadaan Mobil dan Wacana Rumah Dinas DPRD Flores Timur, Begini Kata Bacabup Lukman Riberu
Dari Aspirasi ke Aksi: Suara Rakyat dalam Pilkada
BPOLBF Gelar Workshop Floratama Academy 5.0
Nadya Terpilih Jadi Duta GenRe Putri Provinsi NTT
Sebelas Partai Pengusung Melki-Johni Target Raih Suara 70 Persen dari Ende
Berita ini 21 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 11 September 2024 - 15:32 WITA

Flores United FC Menunggu Keputusan Asprov Pasca Pembatalan ETMC Labuan Bajo

Rabu, 11 September 2024 - 15:20 WITA

Asprov PSSI NTT Umumkan ETMC Labuan Bajo Dibatalkan

Rabu, 11 September 2024 - 09:51 WITA

Desa Lewobunga Flores Timur Nikmati Air Bersih, Bantuan PTTEP Indonesia dan Julie Laiskodat

Selasa, 10 September 2024 - 21:45 WITA

Pengadaan Mobil dan Wacana Rumah Dinas DPRD Flores Timur, Begini Kata Bacabup Lukman Riberu

Selasa, 10 September 2024 - 18:48 WITA

Dari Aspirasi ke Aksi: Suara Rakyat dalam Pilkada

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Asprov PSSI NTT Umumkan ETMC Labuan Bajo Dibatalkan

Rabu, 11 Sep 2024 - 15:20 WITA

Febri M Angsemin

Nusa Bunga

Dari Aspirasi ke Aksi: Suara Rakyat dalam Pilkada

Selasa, 10 Sep 2024 - 18:48 WITA