MBAY, FLORESPOS.net-Palang Merah Indonesia (PMI) Zona IV terdiri dari PMI Kabupaten Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Zona IV di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (23/4/2024).
Rakor dibuka Asisten 1 Setda Kabupaten Nagekeo, Imanuel Ndun didampingi Koordinator PMI Zona IV, Ronny Kaunang. Rakor itu diikuti utusan pengurus PMI, Kepala Markas dan Kepala UPTD Transfusi Darah dari 5 kabupaten tersebut.
Koordinator PMI Zona IV, Ronny Kaunang mengatakan PMI Provinsi dibagi beberapa zona. Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ngada, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat merupakan zona 4.
“Setiap tahun PMI 5 kabupaten ini melaksanakan Rakor yang dilaksanakan secara bergantian dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya. Tahun 2025, akan dilaksanakan di Kabupaten Manggarai Timur,” katanya.
Menurut dia, tujuan dari Rakor tersebut adalah saling membagi dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan di setiap PMI Kabupaten sembari membahas hal-hal terkait kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh PMI.
Kepada Florespos.net usai kegiatan, Ronny Kaunang yang juga Ketua PMI Kabupaten Manggarai itu mengatakan target yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut adalah secara perlahan tugas-tugas kemanusiaan yang dijalankan oleh PMI semakin baik dan berkualitas termasuk, kapasitas pengurus, staf dan relawan.
Hal lain yang juga perlu dilakukan, kata dia, adalah masyarakat semakin dan lebih mengenal tugas-tugas kepalangmerahan. Dia menyinggung tentang pentingnya kepedulian orang muda terhadap hal-hal kemanusiaan. Kaum muda harus lebih peduli dalam kegiatan kemanusiaan termasuk relawan PMI.
Asisten I Setda Kabupaten Nagekeo, Imanuel Ndun ketika membuka kegiatan tersebut mewakili Penjabat Bupati Nagekeo mengatakan Pemerintah Kabupaten Nagekeo memberikan penghargaan yang tinggi kepada PMI Provinsi NTT secara khusus Rayon 4 berkenan menjadikan Nagekeo sebagai tuan rumah Rakor tersebut.
Menurutnya, kegiatan tersebut sangat mulia karena berurusan dengan kemanusiaan juga tugas-tugas kebencanaan yang menuntut keterlibatan PMI. Rakor yang juga merupakan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan dan merancang program kerja pada tahun berikutnya tentunya sangat penting untuk dilakukan.
Dikatakan, sebagai tugas kemanusiaan karena semua orang yang berkarya di bidang ini adalah panggilan nurani atau kemanusiaan yang tidak pernah menuntut imbalan atau apapun. Pengorbanan untuk menolong sesama merupakan hal utama.
PMI mengambil bagian dalam hal yang juga berurusan dengan nyawa seperti membantu sesama yang membutuhkan darah untuk segera dibantu.
“Tugas mulia dan terkait dengan keselamatan nyawa telah dilakukan oleh PMI,” ungkapnya.
Pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar di bidang kesehatan karena itu dari berbagai regulasi dan merupakan tugas dasar atau wajib.
Ketika semua orang terpanggil pada sektor kemanusiaan ini maka pemerintah juga tentunya tidak membiarkan PMI berjalan sendiri.
Untuk Kabupaten Nagekeo itu sendiri setiap tahun selalu saja bertambah hibah yang diberikan untuk PMI yang ini juga mau menggambarkan bahwa bisa saja mengambil kebijakan akan juga membutuhkan bantuan ketika ada hal-hal yang mengganggu kesehatan atau kebencanaan yang membutuhkan peran PMI.
“Tugas PMI setara dengan apa yang tertulis dalam kitab suci. Berbuatlah baik terhadap Tuhan dan sesama,” tutupnya.
Pada Rakor tersebut, selain membahas kerja kerja yang telah dilakukan juga program kerja ke depan membahas tentang peran PMI Propinsi NTT yang menurut peserta Rakor dalam beberapa tahun terakhir di rasa kurang aktif berperan.
Utusan PMI lima kabupaten tersebut mempertanyakan janji-janji yang telah disampaikan oleh PMI Propinsi seperti janji akan menyerahkan ambulance dan mobil tangki namun sampai saat ini belum terealisasi.
Pertemuan PMI di tingkat Provinsi NTT, juga jarang dilakukan. Sehingga diharapkan PMI Provinsi dapat segera mengagendakan rapat-rapat di tingkat provinsi serta melaksanakan program kerja yang dikoordinasikan bersama dengan PMI tingkat kabupaten. *
Penulis: Wim de Rozari I Editor: Wentho Eliando