ENDE, FLORESPOS.net-Bupati Kabupaten Ngada, Provinsi NTT, Andreas Paru dalam kunjungan ke Kota Ende, Kabupaten Ende, menyempatkan waktu bertatap muka atau dalam bahasa daerah Ngada (Meda Mazi) dengan Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) Ende, Sabtu (20/4/2024), di Graha Ristela.
Kedatangan Bupati Ngada, Andreas Paru dan Ny. Cecilia Paru diterima dengan tarian adat khas Ngada, Ja’i oleh IKADA Ende.
Hadir pada kegiatan itu Asisten II Setda Ende, Martinus Satban mewakili PJ Bupati Ende, Vikep Ende, RD. Edi Dopo, Kepala Kantor Kementrian Agama Ende, Niko Payon dan sesepu IKADA Ende.
Ketua IKADA Ende, Mateus Lalu Bebi mengatakan pihaknya bangga dengan kehadiran Bupati Ngada di tengah warga Ngada yang berdomisili di Ende.
Dikatakannya, warga Ngada yang berada di Ende sebanyak 4.168 KK yang terdiri dari 25 paguyuban tersebar di kota dan luar kota. Dikatakanya kegiatan seperti ini sering dilaksanakan dengan bupati sebelumnya.
“Hari ini kami mau dengar pemaparan dari bupati soal apa yang sudah dikerjakan dan akan dikerjakan. Hari ini kami bahagia karena bapak Bupati bisa hadir di tengah kami,” katanya.
Asisten II Setda Ende, Martinus Satban mengatakan sebagian besar warga Ngada sudah menetap di Ende puluhan bahkan ratusan tahun.
Kehadiran warga Ngada sudah memberikan kontribusi nyata pembangunan di Kabupaten Ende lintas profesi.
“Warga ngada sudah puluhan tahun ada di Ende, berkontrubusi bangun Ende dari berbagai bidang. Pemerintah terima kasih kepada masyarakat Ngada yang ada di Ende sudah bantu membangun daerah ini. Mereka hadir dalam semua profesi baik di kota maupun di luar kota,” katanya.
Bupati Ngada, Andreas Paru pada kesempatan tersebut memaparkan terobosan dan program pembangunan di Ngada pada masa kepemimpinannya. Program itu terencana dalam program Tante Nela Paris.
Bupati Andreas juga mengatakan dirinya pernah tinggal di perantauan selama 40 tahun namun memiliki kerinduan pulang kampung.
“Kita semua dalam ruangan ini adalah perantau tetapi saya yakin kehadiran kita di Ende sudah memberi warna. Kehadiran kita di perantauan mana saja harus beri warna,” katanya.
Bupati Andreas mengatakan meskipun berada di perantauan tetapi harus memberi warna dan bermanfaat bagi orang lain. *
Penulis: Willy Aran I Editor: Wentho Eliando











