ENDE, FLORESPOS.net-Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Ende, Provinsi NTT mulai naik. Sebelumnya pada Februari 2024 lalu hanya tiga kasus. Pada bulan Maret 2024 kasus DBD di Ende naik ke 21 kasus.
Dinas Kesehatan Ende melalui Bidang P2PM mencatat kasus ini naik drastis di Maret 2024 yaitu 18 kasus. Dari 21 kasus tersebut tidak ada yang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Ende, dr. Aries Dwi Lestari melalui Admin Kes. Sub Kordinator P2PM, Agus Nyoman kepada Florespos.net, Senin (25/3/2024) mengatakan sejak 1 Januari-25 Maret 2024 jumlah Kasus Demam Berdarah atau DBD di Kabupaten Ende, Provinsi NTT sebanyak 21 Kasus.
Dari 21 kasus tersebut ada yang dirawat di RSUD Ende dan ada dua kasus di rumah sakit Ngada dan Sikka. Untuk dua kasus yang dirawat diluar Ende itu adalah siswa SMA di Ende yang sakit dan dipulangkan ke orangtua.
Dari 21 kasus tersebut sekitar 80% kasus terjadi di kota Ende dan tersebar di empat kecamatan dalam kota.
Upaya atau langkah yang dilakukan oleh Dinkes Ende antara lain mengeluarkan surat imbauan kewaspadaan kepada masyarakat. Foging fokus atau pengasapan di lokasi kasus.
Dinkes Ende melalui Puskesmas lakukan penyuluhan dan pembagian abate. Selain itu kordinasi lintas sektor untuk melakukan pencegahan juga terus digalakan oleh Dinkes Ende melalui bidang terkait.
Nyoman mengatakan saat ini stok obat di Dinkes Ende masih sangat cukup untuk satu tahun kedepan.
Untuk mencegah meningkatnya kasus tersebut Dinas Kesehatan mengimbau agar warga melakukan gerakan pemberantasan dengan cara Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) plus. Cara atau gerakan itu memberantas kembang biak nyamuk.
“Foging fokus tidak maksimal memberantas dan mencegah penularan penyakit ini karena hanya membunuh nyamuk besar. Cara yang efektif itu adalah 3M plus karena dapat memberantas kembang biak nyamuk,” katanya.
Dikatakannya, jika keseringan melakukan foging fokus maka akan terjadi resistensi atau nyamuk akan kebal dengan obat kimia. *
Penulis: Willy Aran I Editor: Wentho Eliando











