RUTENG,FLORESPOS.net-Merealisasikan tahun pastoral ekologi integral, Keuskupan Ruteng di Flores, NTT mulai melakukan kegiatan nyata penanaman pohon baik kayu hutan maupun kayu yang bernilai ekonomis.
Salah satu titik menjadi perhatiannya adalah menanam banyak pohon pada wilayah geothermal Pocok Leok di Kecamatan Satar Mese yang diawali kegiatan simbolis di tanah Stasi Lungar, Paroki Ponggeok, Jumat (8/3/2024).
Penanaman aneka pohon di kompleks Stasi Lungar dipimpin Vikjen Keuskupan Ruteng, Rm. Alfons Segar Pr bersama Koordinator JPIC Keuskupan yang juga Direktur Puspas, Rm. Marthin Chen Pr, Pastor Paroki Ponggeok, Rm. John Mustaram Pr, Rm. Ino Sutam Pr yang juga putra asli Poco Leok, Rm. Erik Ratu, dan lain-lain.
Penanaman diawali dengan ibadat ekologis yang dipimpin Rm. Alfons yang dihadiri unsur umat, anak sekolah dari SD hingga SMP, para tokoh adat, tokoh masyarakat, unsur orang muda Katolik, para suster, unsur DLHD, dan KSDA Ruteng, unsur stasi, dan paroki.
Situasi sempat mengkhawatirkan karena hujan mulai turun dan berkabut. Tetapi, kondisi itu tidak menyurutkan semangat yang hadir untuk mengikuti acara yang telah diagendakan.
Pantauan wartawan, ketika agenda penanaman pohon dilakukan dari kerumunan banyak warga, sekelompok ibu-ibu sempat berteriak ‘tolak geothermal’.
Suasana itu tidak sampai mengganggu agenda yang dilakukan sehingga tetap berjalan lancar, aman, dan tertib.
Vikjen Rm. Alfons Segar dalam ibadat ekologis mengatakan, apa yang dilakukan sekarang ini adalah kegiatan nyata dalam mewujudkan tahun ekologi integral Keuskupan Ruteng.
“Bentuknya tanam pohon dan bagi bibit kayu kepada umat,” katanya.
Tentu semua tahu bahwa fokus kegiatan pastoral Keuskupan Ruteng tahun ini adalah bergerak bersama untuk menjaga alam dan lingkungan hidup.
Tujuannya untuk melestarikan alam ciptaan Tuhan. Dan, hal itu adalah tugas dan tanggung jawab bersama.
Dalam kitab suci yang dibacakan dalam ibadat ini, ada perintah untuk menguasai. Tetapi, hal itu bukanlah dalam arti supaya manusia menggunakan dan mengeksploitasi alam semau dan sesuka hatinya.
Tetapi, hal itu lebih pada perintah untuk menjaga dan memelihara semua yang telah diciptakan Tuhan supaya tetap baik adanya sampai kapanpun.
Sebelumnya Koordinator JPIC Keuskupan Rm. Marthin Chen mengatakan, dalam rencana akan ditanam banyak pepohonan di kawasan Stasi Lungar dengan sekitarnya nantinya.
“Ada ribuan anakan kayu yang disiapkan nanti yang akan sitanam di tanah stasi, dan tanah sekolah serta kebun masyarakat,” katanya.
Anakan yang disiapkan mulai dari mahoni, sengon, kopi, dan lain-lain.
Bagaimana menanamnya? Nanti akan diatur secara baik oleh stasi dan paroki hingga semua ditanam dan lalu dirawat hingga tumbuh.
“Kalau satu anak sekolah, tanam lima anakan dan dirawat, maka bisa diprediksi 3-5 tahun depan akan jadi hutan lagi wilayah kita ini,” katanya.
Sedangkan Pastor Paroki, Rm. John Mustaram mengatakan, di kawasan tanah di Stasi Lungar telah diatur bagian yang ditanam kelompok tani, dan umat dari KBG-KBG.
“Untuk anakan untuk ditanam di kebun sendiri, silakan daftar ke petugas guna mendapatkan anakan guna ditanam di kebun masing-masing,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin I Editor: Anton Harus