RUTENG, FLORESPOS.net-Uskup Diosis Ruteng, Mgr. Sipri Hormat mengingatkan publik akan keluh-kesah dan jeritan alam semesta dewasa ini akibat beban pencemaran dan perusakan masif.
Uskup Sipri mengingatkan hal itu saat memberikan input pada pembukaan sidang pastoral post Natal yang berlangsung di Rumah Retret Putri Karmel, Wae Lengkas Ruteng, Manggarai, Flores, NTT, Senin (8/1/2024) sore.
Uskup Sipri menyatakan bahwa dewasa ini bumi menjerit, dan alam semesta berkeluh kesah karena beban pencemaran di darat, laut, dan udara.
“Lalu, adanya kerusakan masif di hutan, lembah, gunung, tepi pantai, sawah, ladang dan kebun,”katanya.
Dalam surat apostolik terbarunya tanggal 4 Oktober 2023 Laudate Deum, Paus Fransiskus menambahkan juga masalah aktual krisis iklim global yang tidak saja akan meruntuhkan alam tetapi juga mengancam eksistensi kemanusiaan.
Planet bumi, rumah bersama, tempat tinggal kita, “tidak sedang baik-baik saja”.
Justru karena itu, program pastoral ekologi integral sangatlah tepat dan kontekstual untuk menjawabi krisis ekologi yang dasyat sekarang ini.
Menurutnya, bersama seluruh insan dan mahkluk di muka bumi ini, kita ingin bergerak bersama dalam prinsip ini: berpikir global, dan bertindak lokal (“to think globally, to act locally”).
“Tidaklah cukup mengguratkan gagasan besar dan bermimpi seluas jagat dalam krisis ekologi ini,” katanya.
Yang dibutuhkan pula adalah aksi-aksi kecil yang nyata, sederhana, dan terjadi dalam lingkup kehidupan sehari-hari kita.
Uskup Sipri mengatakan, Bapa Suci Fransiskus melihat akar antropomorfis dalam krisis ekologi ini.
Pandangan, nilai, sikap dan perilaku manusia yang menjadikan alam sebagai obyek eksploitasi merupakan penyebab utama kerusakan planet bumi ini.
Gaya hidup manusia yang materialistis, konsumeristis dan hedonis mengakibatkan penggerusan bumi dan perampokan sumber-sumber alam.
Karena itu, dalam desain program pastoral tahun ini, kita ingin melaksanakan pedagogi ekologis yang kreatif dan masif untuk mencerahkan umat dan semua pihak agar membarui gaya hidup dan melakukan pertobatan ekologis.
Dikatakan, Allah telah menciptakan segala makhluk dengan lembut dalam keharmonisan satu sama lain.
“Seluruh alam materiil adalah bahasa cinta Allah, kasih sayang-Nya yang tak terbatas bagi kita. Tanah, air gunung, semuanya ibarat belaian Allah”, ujar Paus Fransiskus seperti dikutip Uskup Sipri.
Oleh sebab itu, dalam program pastoral tahun 2024 kita ingin merasakan dan turut merawat harmoni ciptaan dengan Sang Pencipta, harmoni ciptaan satu sama lain, dan harmoni kita manusia dengan ciptaan lain.
Lebih dari itu dalam jaringan harmoni ini, kita ingin merasakan sentuhan lembut kasih ilahi dalam semesta jagat ini.
Maka program-program kita tidaklah sekedar aksi sosial ekologis semata.
Tetapi kita ingin mengembangkan spiritualitas ekologis.
Artinya melalui kegiatan perawatan dan pelestarian lingkungan, iman kita juga bertumbuh dan berkembang.
Dengan semakin harmonis dengan alam, kita juga semakin dekat dan intim dengan Sang Pencipta dan Penyelenggara Kehidupan, “Mori Jari agu Dedek”.
Uskup Sipri tidak lupa mengajak semua untuk semakin giat mencintai.
“Mari dalam tahun Ekologi Integral kita lebih mencintai: cinta sesama, dan sayang semua makhluk ciptaan. Omnia in Caritate. Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! Tuhan memberkati!” katanya.
Sebelumnya Ketua Komsos Puspas Rm. Erik Ratu Pr mengatakan, input Uskup disampaikan di hadapan peserta sidang pastoral usai misa pembukaan dan rekoleksi yang dipimpin Rm. Fery Sutrisna Wijaya dari Bandung.
“Untuk kegiatan hari pertama juga berisikan penyampaian pengantar tema dan proses sidang serta evaluasi pelaksanaan program ekonomi berkelanjutan tahun 2023,”katanya. *
Penulis: Christo Lawudin I Editor: Anton Harus