Oleh: RD. Donnie Migo
Selasa, 24 Oktober 2023
(Selasa dalam Pekan Biasa XXIX)
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Injil Lukas pada hari ini (12:35-38) mengundang kita untuk memahami panggilan kita sebagai pelayan yang berbahagia.
Kalimat terakhir dari perikop ini menegaskan “Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka” (Lukas 12:38).
Sikap yang Tuhan Yesus harapkan dari para pelayannya adalah berjaga-jaga atau siap sedia yang dilambangkan dengan “pinggang terikat dan pelita yang menyala.”
Berjaga dan berinisiatif untuk membuka pintu, serta membiarkan Tuhan untuk masuk ke dalam rumah. Kepada para pelayan seperti ini Tuhan akan mempersilakan mereka duduk dan Tuhan sendiri akan melayani mereka.
Jadi, para pelayan menjadi orang-orang yang berbahagia karena mereka dilayani Tuhan. Ini sangat sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus sampaikan, “Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Matius 20:28).
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menggarisbawahi kasih karunia Allah yang dapat memulihkan manusia dari noda dosa.
Kita sebagai pelayan membutuhkan kasih karunia ini agar kita dapat melangkah dengan penuh keyakinan dalam melayani Tuhan. Kasih karunia ini yang menyucikan dan melayakkan kita.
Apakah kita selalui memohon kasih karunia Allah untuk pengampunan atas dosa-dosa kita?
Bertolak dari bacaan-bacaan suci hari ini, kita sekalian diajak untuk menjadi para pelayan yang siap sedia membukakan pintu bagi Tuhan dan selalu menyucikan diri melalui penerimaan sakramen tobat, agar kelak kita pun dapat berbahagia dalam kerajaan Allah. *
RD. Donnie Migo, Imam Keuskupan Maumere, Mahasiswa Global Programs (Missouri School of Journalism) pada University of Missouri, USA