ENDE, FLORESPOS.net-Rabies Center, Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, NTT terus melayani dan memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) kepada warga yang digigit Hewan Penular Rabies (HPR).
Sejak Januari-Mei 2023, Rabies Center Ende mencatat 479 warga yang digigit HPR. Data ini diketahui dari warga atau korban yang datang ke Rabies Center untuk disuntik VAR dan SAR.
Kepala Dinas Kesehatan Ende, dr. Aries Dwi Lestari melalui Kepala Bidang P2P, Maria Agustina P. Tondong kepada Florespos.net, Senin (5/6/2023) mengatakan dari 479 kasus tersebut dua positif rabies.
Dikatakannya, jumlah ini termasuk warga dari kabupaten tetangga yang datang ke Rabies Center Ende.
“Rabies Center Ende juga melayani dari Nagekeo dan Ngada. Dua kasus yang positif itu dari Ende,” katanya.
Maria Agustina juga mengatakan di Kabupaten Ende pada tahun 2023, ada satu korban yang meninggal dunia. Korban yang meninggal itu tidak ada riwayat gigitan HPR tetapi kontak dengan korban gigitan yang sudah meninggal pada tahun 2022 lalu.
Data ini diterima oleh Dinkes Ende dari RSUD TC Hillers Maumere karena korban dirujuk dari Puskesmas Lio Timur ke Maumere, Kabupaten Sikka.
“Satu warga yang positif rabies itu dari Watuneso. Dari data yang kami terima tidak ada riwayat gigitan tapi kontak dengan keluarganya yang positif dan meninggal tahun lalu,” katanya.
VAR dan SAR Masih Mencukupi
Kepala Bidang P2P Dinkes Ende mengatakan saat ini stok VAR dan SAR di Rabies Center masih mencukupi untuk melayani warga yang digigit HPR.
Stok VAR yang tersedia di Rabies Center sebanyak 600 vial dan stok SAR sebanyak 6 vial.
“Stok VAR dan SAR masih mencukupi. Jika gigitan parah atau luka besar maka kita akan gunakan Vaksin Anti Rabies dan Serum Anti Rabies,” kata Maria Agustina.
Ia mengimbau warga, jika terkena gigitan HPR seperti anjing dan kucing maka segera cuci luka gigitan dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Setelah itu segeralah ke Rabies Center untuk disuntik vaksin.
“Jika sudah digigit HPR dan kita di sini masih dominan anjing maka segeralah lakukan langkah pengobatan awal dan ke Rabies Center di Dinkes Ende,” katanya.*
Penulis: Willy Aran/Editor: Anton Harus