LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Pertumbuhan dunia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT meningkat tajam belakangan ini. Data terkini, ada 8.434 UMKM.
Demikian kata Theresia P. Asmon, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigtasi, Koperasi dan UKM (Nakertranskop UKM) Mabar menanggapi Florespos.net di Labuan Bajo, Rabu (31/5/2023).
Asmon mengatakan, bagusnya pertumbuhan UMKM di Mabar karena urus usahanya mendapat kemudahan. Hanya daftar online (OSS) secara mandiri di Dinas Perijinanan Mabar. Disamping itu, minat masyarakat untuk usaha yang satu ini (UMKM) juga memang tinggi.
Masih Kadis Asmon, Dinas Nakertraskop UKM juga terus mengedukasi masyarakat yang bergerak di UMKM supaya usaha mereka legal, resmi terdaftar di pemerintah.
Dengan dampingan itu, para UMKM didorong supaya mendapatkan NIB (Nomor Induk Berusaha) sesuai Undang-Undang Cipta Kerja.
“Sejauh menghasilkan uang, itu usaha. Makanya pertumbuhan UMKM di daerah kita ini tinggi, bagus,” komentarnya.
Namun, kata Kadis Asmon, dari 8434 UMKM itu 60-an porsennya didominasi oleh sektor pertanian dan peternakan. Produk pertanian di antaranya kelompok usaha sayur. Peternakan antara lain peternakan babi, dan ayam. Sisanya kuliner, tenun, suvenir serta jasa lainnya.
“Pokoknya UMKM kita semua sektor. Hanya terbanyak pertanian dan peternakan,” sambar Sales Tamur, Kepala Bidang Koperasi dan UKM setempat yang saat itu mendampingi Kadis Asmon.
Menyinggung campur tangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar, dalam hal ini dinas bersangkutan untuk peningkatan produk UMKM di Mabar, Kadis Asmon mengungkapkan, bahwa hal itu membangun koordinasi lintas sektor, karena terkait hulu dan hilir.
Pihak Dinas Nakertraskop UKM lebih pada konsentrasi nilai prodak, pengelolaan penambahan prodak sesuai kebutuhan pasar. Seperti di Kecamatan Sano Nggoang, daging buah kelapa diolah jadi VCO (Virgin Coconut Oil).
Kalau kelapa dijual gelondongan mungkin hanya dihargai sekitar Rp. 5000 per buah. Tetapi kalau sudah diolah dalam bentuk VCO, itu bisa dijual Rp.30.000. Di Sano Nggoang banyak kelapa, katanya.
Ketika sentil jenis UMKM asal Mabar yang go internasional, Kadis Asmon mengatakan, baru hasil tenunan sementara yang lainnya belum.*
Penulis: Andre Durung / Editor: Wentho Eliando











