MBAY, FLORESPOS.net-Tokoh Muda Nagekeo, Petrus Nunu Ruto menyampaikan, literasi digital perlu terus ditanamkan kepada masyarakat terutama kepada generasi muda.
“Penanaman literasi digital ini penting dilakukan kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda yang ada di Nagekeo,” ujar Petrus saat ditemui Florespos.net, dikediamannya, Senin (8/5/2023).
Menurut Aris biasa ia disapa, dengan menanamkan pengetahuan serta kecakapan dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya, maka pola bermedia digital dapat menjunjung etika serta tata krama.
“Dengan demikian, tidak ada hoaks maupun ujaran kebencian yang terjadi,” ucapnya.
Dia menuturkan, literasi digital untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, pelajar serta mahasiswa di daerah itu.
Mengingat saat ini, media sosial menjadi sebuah kebutuhan dan menjadi salah satu ruang berinteraksi antar sesama, sehingga munculnya hoaks dan ujaran kebencian, perlu dilawan secara bersama-sama.
Dia menjelaskan, para pengguna media sosial harus mengerti, apa itu literasi digital dan batasan mana saja yang boleh atau tidak untuk dipublikasikan ke khlayak ramai, serta pentingnya etika atau tata krama dalam ruang digital itu sendiri.
“Untuk bisa melawan hoax dan ujaran kebencian ini, perlu pemahaman dalam berliterasi media. Apa yang boleh di-share dan batasan mana yang tidak boleh, ibaratnya saring dulu sebelum share,” ujarnya.
Sementara tokoh muda lainnya, Ian Bala menyebutkan etika bermedia sosial yang perlu dicermati ialah penggunaan tata bahasa yang baik dan benar.
Selanjutnya, hindari penyebaran informasi diskriminasi tentang suku, ras dan agama (SARA), pornografi dan aksi kekerasan.
Kemudian cek kebenaran berita atau suatu informasi melalui akun resmi, menghargai hasil karya orang lain dan tidak mengumbar informasi pribadi berlebihan.
“Tren sekarang ialah berita bohong atau hoaks. Ini yang fatal sekali bila tidak mampu mengenali,” kata Ian Bala.
Ian Bala menyebut hanya berkisar 21 hingga 36 persen pengguna media sosial mampu mengenali hoaks dari 30-60 persen yang terpapar.
“Paparan hoaks pada tahun 2020 naik menjadi 13 persen sesuai data dari laporan tahunan Mikorsoft. Nah, ini yang harus kita sama-sama perhatikan,” kata dia.*
Penulis: Arkadius Togo / Editor: Wentho Eliando











