BAJAWA, FLORESPOS.net-Yayasan Arnoldus Wea (AW) kembali menginisiasi kegiatan Coffee Talk “Bincang Jurnalistik” di Lekosoro Cafe, Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (29/4/2023).
Sebelumnya, AW menginisiasi Coffee Talk “Digital Film Making” dilaksanakan di Lekosoro Cafe pada Senin (20/2/2023). Saat itu, AW menghadirkan Rafael Miku Beding, salah satu pendiri Komunitas Film Kupang (KFK).
Tampil sebagai pembicara dalam kegiatan Coffee Talk Bincang Jurnalistik itu, yakni Maria Yuliana Benyamin, Pimpinan Redaksi Bisnis Indonesia.
Lely Benyamin, sapaan Pemred Bisnis Indonesia ini membawakan materi tentang Pers dan Pemberitaan di Indonesia. Acara ini dipandu Wim de Rozari, Wartawan Florespos.net dan dikemas dengan Live Musik Slow Monday Band.
Hadir pada kesempatan itu, utusan pelajar SMP dan SMA di Kota Bajawa, perwakilan guru dan pelajar SMAS St Fransiskus Xaverius Boawae, sejumlah Pegiat Literasi dan awak Media yang bertugas di Kabupaten Ngada.
Lely Benyamin mengatakan, dia bekerja di Bisnis Indonesia. Sebuah Media Ekonomi yang fokus pada ekonomi dan bisnis. Bisnis Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1985. Dia bekerja sudah 17 tahun di media tersebut.
Sejak lulus kuliah hingga sekarang berada di puncak tertinggi sebagai Pimpinan Redaksi, dia juga dipercayakan menjadi Direktur Produksi dan Pemberitaan di Bisnis Indonesia Group.
Alasan utama dirinya betah pada profesi sebagai Wartawan dan bekerja di Bisnis Indonesia karena dirinya mencintai dunia jurnalistik.
Menamatkan Sekolah Dasar di Tanalodu Bajawa, SMP Kartini Mataloko dan melanjutkan pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta. Tamat pendidikan tinggi di Universitas Nasional Jakarta dan mengambil jurusan Ilmu Politik.
Usai menamatkan pendidikan di Unas Jakarta, pada tahun 2006 bersama rekan-rekannya membuat sebuah koran selebaran yang diberi nama Kobar.
Saat itu, Kobar lahir bertepatan dengan kegiatan sepak bola Ikada Cup, sehingga berita-beritanya berisikan tentang laporan pandangan mata kegiatan olahraga orang Ngada di Jakarta tersebut.
Saat itulah, dirinya bertemu seorang senior yang telah lama didengar namanya sebagai seorang jurnalis hebat yakni Abraham Runga Mali. Seorang senior di Bisnis Indonesia dan saat itu jabatannya Redaktur.
Abraham menawarkan dirinya untuk magang di Bisnis Indonesia walaupun saat itu Bisnis Indonesia belum memiliki formasi untuk reporter baru.
Dimulai dengan magang yang dibayar per berita dengan Desk tulisannya yakni sosial, kesehatan dan politik yang dalam Bisnis Indonesia pemberitaannya kurang dari 3 persen.
Mulai dari hal kecil itu justru menempanya hingga mencapai puncak tertinggi pada perusahaan media Bisnis Indonesia.
“Saya punya pengalaman ketika menulis tentang flu burung dan wawancara Menteri Kesehatan saat itu berita panjang namun yang naik cuma 3 paragraf,” kenangnya saat itu.
Putri Bajawa ini menceritakan pula bahwa sejumlah proses yang dijalaninya dari yang paling bawah namun ditekuninya dengan sungguh-sungguh hingga mencapai posisi saat ini.
Dirinya berbahagia dengan kegiatan ini karena dapat memberikan inspirasi bagi kawula muda karena impian setiap orang salah satu yang menginspirasi adalah melihat role mode.
Dirinya sendiri melihat role mode dari sejumlah penulis hebat dari Flores sejak berada di bangku SMP Kartini Mataloko.
Profesi wartawan yang digelutinya saat ini justru karena tertarik dengan sejumlah wartawan terkenal di kalangan media Nasional seperti Don Bosco Salamun, Primus Dorimulu, Laurens Tato Gani, Wens Mangut, Abraham Runga Mali dan sejumlah wartawan NTT lainnya yang menjadi role model bagi dirinya.
Dalam sebuah perjuangan untuk menjadi sukses diharapkan agar generasi muda dapat menentukan roll mode untuk mengikuti jejak positif mereka.
Hanya dengan cara seperti itulah menurutnya bahwa dapat menginternalisasikan apa yang menjadi impian dan harapan kedepannya.
Kehadirannya pada kegiatan Bincang Jurnalistik setidaknya dapat menjadi pengalaman untuk bisa diambil hal-hal positif yang dialami dirinya.
Dikatakannya pula, kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang diharapkan ke depan akan ada kegiatan ikutan lainnya dengan mengajak sahabat-sahabatnya dari Jakarta untuk membagi pengalaman di Kabupaten Ngada terutama bagi generasi muda maupun para jurnalis lainnya untuk sharing bersama.
Dengan tagline Yayasan AW yakni membangunmu generasi muda NTT kegiatan yang dilakukan ini juga merupakan upaya untuk membangun generasi muda NTT itu sendiri dalam dunia jurnalistik.
Bisnis Indonesia yang merupakan media bisnis terbesar skala Nasional dengan 9 cabang perwakilan di seluruh Indonesia dan 90% konten pemberitaannya adalah ekonomi dan bisnis.
Selama 34 tahun berdiri Bisnis Indonesia tidak pernah ada Pemred yang Perempuan dan tidak ada Pemred dari luar Jawa sehingga kepercayaannya saat ini mengemban sebuah tanggung jawab besar karena menjadi perempuan pertama juga dari NTT juga dari Ngada pemimpin direktorat Pemberitaan dan Produksi di Bisnis Indonesia Group.
Perwakilan dari AW Foundation, Eko Prasetyo kepada Florespos.net mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiasi dari Yayasan Arnoldus Wea.
Menurut Eko bahwa Arnoldus Wea yang adalah Tokoh Inspiratif dan usahawan muda yang berdomisili di Jakarta.
Kegiatan ini menurutnya merupakan kegiatan rutin yang Coffee Talk di mana adalah kegiatan seperti seminar , workshop atau bincang ringan dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten untuk membahasnya bersama sejumlah orang muda.*
Penulis: Wim de Rozari/Editor: Anton Harus