MAUMERE, FLORESPOS.net-Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Waiblama yang berlokasi di Desa Tanarawa, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan akses internet karena ketiadaan jaringan internet.
Hal ini menyebabkan pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) harus dilaksanakan semi online atau offline sehingga menyulitkan pihak sekolah dan peserta didik.
“Sejak sekolah ini didirikan tahun 2016 wilayah Desa Tanarawa tidak ada jaringan internet. Ini mengakibatkan berbagai kegiatan belajar mengajar dan lainnya harus dilakukan semi online atau offline,” sebut Romanus Nogor, Kepala Sekolah SMAN Waiblama, Rabu (5/11/2025).
Romanus saat ditemui di ruangan Kepala Sekolah SMAN1 Maumere mengaku sedang mengikuti kegiatan zoom meeting terkait pembelajaran holistic.
Dirinya harus ke Kota Maumere dengan menempuh jarak sejauh kurang lebih 60 kilometer agar bisa mengikuti kegiatan tersebut secara online atau daring.
Bahkan pelaksanaan ANBK di sekolah tersebut yang juga baru dilaksanakan terpaksa dilakukan secara semi online akibat terkendala jaringan internet.
“Kondisi yang ada di sekolah ini sementara tidak ada jaringan internet sehingga, mau tidak mau kita harus cari jalan keluar karena kita juga merasa penting untuk pengembangan sekolah ke depannya,” ujarnya.
Romanus mengakui, di Desa Tanarawa tidak ada Base Transceiver Station atau kerap disebut dengan stasiun pemancar yang menjadi penghubung antara jaringan telekomunikasi seluler dengan peranti komunikasi.
Untuk berkomunikasi menggunakan telepon selular pun, pihaknya sering kesulitan karena harus mengandalkan jaringan telepon dari desa-desa tetangga yang selalu hilang atau sinyal teleponnya sangat lemah.
“Untuk saat ini kegiatan ujian berkaitan dengan assessment dan tes kemampuan akademik serta ujian secara online, zoom meeting dan kegiatan online bersama peserta didik semuanya dilakukan semi online,” terangnya.
Romanus mengakui kebanyakan pihaknya menggunakan semi online atau offline saat ANBK dimana setelah pekerjaan anak didik selesai maka akan tertampung di server lalu para guru akan keluar wilayah untuk mencari daerah yang ada sinyal internet untuk menguploadnya.
Hal ini sebutnya, sudah terbiasa dilakukan sejak sekolah berdiri tahun 2016 sehingga pihaknya berharap agar ada bantuan dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kita sudah koordinasi dengan pemerintah, baik pemerintah kabupaten maupun provinsi namun masih menanti tindak lanjutnya seperti apa.Istilahnya antri sehingga kita juga harus sabar menanti,” ucapnya.
SMAN Waiblama saat ini memiliki jumlah peserta didik sebanyak 106 orang dan tenaga tenaga pendidik serta kependidikan berjumlah 22 orang. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando











