LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Adrianus Gunawan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT pusing tujuh keliling gegara membanjirnya pelamar juru parkir (Jukir).
“Anggaran terbatas sekali. Ambil uang di mana? Pelamar banyak sarjana. Pusing tujuh keliling,” ujar Kadis Gunawan baru-baru ini di Labuan Bajo.
Diungkapkan, Dishub Mabar memang butuh banyak Jukir, karena potensinya banyak. Tetapi yang datang melamar juga banyak, termasuk yang berijazah sarjana. Gajinya Rp. 1,6 juta/ bulan, dibawah standar UMR.
Sehubungan dengan petugas Jukir di Mabar, kata Kadis Gunawan, persyaratan ke depan tetap berijazah standar SMA. Mereka wajib gunakan aplikasi mesin edisi (AME).
Komitmen Dishub, kata Kadis Gunawan, para Jukir nanti bekerja 1 hari minimal 5 jam, 1 minggu 6 hari. Sehingga kerjanya 30 jam selama 1 minggu.
“Saya kira itu wajar lah, karena ketentuan normatif kan 42 jam, gaji UMR itu 42 jam. Kalau ini kan nanti kita kerja di lapangan 30 jam, 1 minggu, itu wajar,” kata Kadis Gunawan.
Lebih jauh diungkapkan, saat ini banyak pelamar Jukir di Dishub untuk 2 bulan ke depan. Namun belum bisa diputuskan, Dishub sesuaikan dengan ketersediaan anggaran, terkendala biaya. Jika memungkinkan akomodir 10 orang, walau kebutuhan banyak.
Tetapi untuk tahun depan Dishub cukup optimis, karna pakai AME, tidak lagi gunakan karcis. Nanti masyarakat mendapatkan struk dari mesin aplikasi itu sendiri. Sehingga lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
Saat ini, Dishub sudah uji coba 6 mesin edisi (AME), 5 di pasar dan 1 di pelabuhan di Labuan Bajo. Mudah-mudahan ada tambahan lagi di beberapa titik.
Dishub mendorong digitalisasi dan mengurangi penggunaan karcis secara manual agar bisa memberi kepercayaan kepada masyarakat dan semuanya bisa dipertanggungjawabkan dengan baik.
Hasil uji coba belakangan, sepertinya penggunaan AME lebih efektif. Bisa memantau setiap saat kerja Jukir, jam masuk-keluar. Transaksi jam berapa, berapa nomor plat kendaraan, sampai angka uang diketahui semua. Pilihannya bisa bayar tunai, juga bisa pakai QRIS.
Petugas Dishub sendiri tidak lagi dipusingkan dengan mengambil dan menghitung karcis, nomor seri karcis. Dan Dishub juga ada penghematan anggaran, karena tidak harus mengeluarkan biaya untuk cetak karcis.
“Hasil uji coba hasil cukup bagus. Mudah-mudahan ke depan lebih bagus lagi. Secara nominal lebih bagus dari manual penggunaan karcis. Kita buat perbandingan terhadap orang yang sama, petugas yang sama,” tutup Kadis Gunawan.
Dilansir media ini sebelumnya, Dishub Manggarai Barat Butuh 25 Orang Jukir. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Wentho Eliando











