“Apabila Kopdit tidak menerapkan teknologi sesuai dengan perkembangan jaman dan minat generasi muda maka itu akan menjadi tantangan yang besar,” tuturnya.
Fransiskus memaparkan, sebagai gerakan pihaknya masih ada dalam satu integrasi dan sedang mengusulkan kepada Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) guna membuat sebuah program khusus pada Sikopdit online.
Lanjutnya, akan dibuat aplikasi bernama Sistem Informasi Kolektibilitas Anggota Pinjam (Sikap) dimana setiap calon anggota akan ditelusuri apakah sudah menjadi anggota atau belum sehingga bisa mengeliminasi anggota ganda.
Selain itu, ketika anggota mengajukan pinjaman maka para karyawan bisa melacak anggota yang akan meminjam apakah sudah pernah pinjam di Kopdit dengan tingkat kolektibilitasnya seperti apa.
“Kita juga akan mencari provider-provider lain untuk menelusuri pinjaman-pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan yang berada di luar Kopdit,” jelasnya.
Fransiskus berharap Kopdit baik pengurus, pengawas dan pengelola harus bisa mengelola Kopdit sesuai jati diri koperasi.
Ia menegaskan, persaingan apapun bisa diatasi bila pengelolaan koperasi dalam koridor nilai-nilai koperasi dan jati diri koperasi yakni solidaritas dan kesetiakawanan.
Selain itu, mengikuti perkembangan jaman dan menerapkan tata kelola yang benar, good governance corporation, tata kelola yang baik dengan menekankan pada proses dan sistem yang digunakan.
“Misalnya dengan menerapkan transparansi, akuntabilitas dan pertanggungjawaban sebagai sebuah lembaga keuangan yang harus mendapatkan kepercayaan dari pengguna,” pungkasnya. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando
Halaman : 1 2











