ENDE, FLORESPOS.net-Gelombang penolakan proyek geothermal atau panas bumi di Kabupaten Ende mulai muncul ke publik. Aksi penolakan itu mulai dilakukan dengan alasan proyek ini bakal merusak lingkungan dan mengancam keberlanjutan hidup.
Aksi penolakan sudah dilakukan oleh umat dan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kombandaru, Keuskupan Agung Ende. Deklarasi penolakan proyek Geothermal dilakukan langsung di lokasi air panas Kombandaru kampung Niondori, Dusun Detujita Desa Riaraja, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, Jumat (30/5/2025) lalu.
Lokasi air panas yang sudah ditatah jadi salah satu kawasan wisata air panas itu masuk dalam rencana pembangunan proyek Geothermal di Kabupaten Ende bersama empat titik lainnya yaitu Detusoko, Jopu, Ndori dan Lesugolo.
Pastor Paroki Kombandaru Keuskupan Agung Ende, RD Albertus Ninung yang akrab disapa Romo Ayub mengatakan penolakan ini dilakukan oleh umat dan OMK di parokinya mengikuti sikap tegas dari Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden.
Dikatakannya Uskup Agung Ende dalam sikap tegasnya menekankan pertobatan ekologis. Hal ini menegaskan bahwa Keuskupan Agung Ende menolak aktivitas Geothermal yang dinilai sebagai energi terbarukan itu tidak di cocok di wilayah ini.
Hal tersebut dibuktikan dengan kerusakan lingkungan di beberapa tempat dan yang terdekat adalah Mataloko dan Sokoria.
Kata Romo Ayub pengeboran panas bumi di di lokasi- lokasi itu merusak alam, membuat mata air kering, tanaman rusak dan mengancam rumah masyarakat bahkan setiap tahun harus ganti seng baru karena belerang.
“Dalam konteks di wilayah ini Keuskupan Agung Ende sudah tegas menolak proyek ini. Kita akan terus mengimbau masyarakat melakukan gerakan cinta lingkungan dan cinta alam. Karena jika alam rusak maka kehidupan masyarakat di sekitarnya akan terancam,” kata RD Ayub.
Sementara itu pemilik lahan, Blasius Minggu pada kesempatan itu mengakui hingga saat ini belum didatangi oleh pemerintah dan investor atau pihak terkait.
“Hingga saat ini belum ada yang datang sampaikan bahwa lokasi saya jadi lokasi pembangunan Geothermal. Pemerintah atau investor belum pernah datang dekati saya,” katanya.
Ia mengapresiasi gerakan penolakan dilakukan oleh gereja melalui OMK dan dewan paroki. Ia menyampaikan sikap tegasnya sudah disampaikan saat pertemuan di paroki.
“Saya sudah sampaikan saat rapat. Sebagai pemilik lahan saya belum pernah didatangi pemerintah dan investor. Jadi jangan curiga macam-macam,” katanya.
Di lokasi air panas Kombandaru kampung Niondori Dusun Detujita Desa Riaraja, Kecamatan Ende terdapat belasan titik mata air panas.*
Penulis : Willy Aran
Editor : Wentho Eliando