Oleh: Anton Harus
DALAM satu atau dua pekan terakhir Kota Ende hampir setiap hari diguyur hujan. Mendung dan kabut tebal selalu menyelimuti empat gunung yang melegenda di Kota Ende, Wongge, Kengo di utara dan Gunung Meja dan Ia di Selatan.
Tidak hanya mendung dan kabut hitam, dalam 3 hari terakhir sebelum Sabtu 31 Mei 2025 hujan dengan intensitas tinggi selalu membasahi bumi rahim Pancasila, Kota Ende.
Di tengah cuaca ekstrem yang tidak menentu, umat Keuskupan Agung Ende (KAE) tengah menantikan kedatangan Ine (Bunda) Maria Guadalupe. Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr.Paulus Budi Kleden bersama seluruh umat katolik telah memutuskan untuk melakukan Ziarah Agung bersama 8 Paroki Kota di KAE.
Ziarah Pengharapan KAE juga didkukung Pemerintah Kabuapten Ende diikuti umat dari Paroki St. Maria Immaculata Ndona, Paroki Wolotopo, Paroki Roworeke, Paroki Mautapaga, Paroki Pu’urere, Paroki Onekore, Paroki Worhonio, Kombandaru dan berakhir di Paroki Kristus Raja-Kathedral.
Merasakan cuaca yang tidak menentu dalam dua pekan terakhir, hati umat sedikit cemas.Meski demikian, sebagian lagi tetap optimistis dan percaya akan kuasa Tuhan, Ziarah harapan bersama Ine Maria Guadalupe pasti akan berjalan aman dan sukses.
Umat Katolik yang sedang melaksanakan Doa Penghormatan kepada Bunda Maria tidak sedikit yang menyelipkan satu peristiwa untuk kelancaran Ziarah Harapan Ine Maria Guadalupe.
Langit Ende Terbuka
Ziarah harapan bersama Ine Mari Guadalupe dimulai pada 30 Mei 2025. Begirtu Arca Ine Maria Guadalupe tiba di Kepala St. Maria Imaculata Ndona, langsung diterima secara adat.
Mosalaki menerima Ine Maria dengan sapaan adat (bhea sa) di halaman kapela yang terletak disamping Istana Keuskupan Agung Ende di Ndona.

Pada Jumat (30/5/2025) diadakan Ekaristi Kudus Pemberkatan Arca Bunda Maria Guadalupe pada pukul 06.00 Wita. Liturgi Perayaan Ekaristi ditanggung oleh umat Paroki St. Maria Immaculata Ndona. Usai perayaan ekaristi yang masih diselingi hujan gerimis, Arca Ine Maria ditahtakan dalam Kapela Keuskupan.
Dalam susasana gerimis, pada sore harinya pukul 15.00 Wita ribuan umat dari Paroki Ndona dan Wolotopo, berarak menuju tugu perempatan Wolowona dengan didahului ibadat yang dipimpin Romo Vikaris Episkopal, RD. Edy Dopo, Jumat (30/5/2025). Di wolowona Arca Bunda dan Umat Parki Ndona dan wolotopo diterima oleh umat Paroki Roworeke.
Usai proses penerimaan secara adat dan doa di Wolowona, Ribuan Umat dari Ndona, Wolotopo, Roworeke berarak sambil mendaraskan Doa Rosario mengantar Arca Ine Maria Guadalupe menuju Gereja St. Josef Freinedemezt Mautapaga pukul 16.00 Wita.
Dalam Ziarah Harapan Bersama Ine Maria Guadalupe, umat secara bergantian menggotong Arca Bunda Maria Guadalupe dengan berjalan kaki.
Setelah menempuh perjalan kurang lebih 4 KM dari Ndona menuju Paroki Mautapaga, Arca Ine Maria Guadalupe diterima umat Paroki Mautapaga secara meriah dan dalam suasana doa yang khidmat.
Arca Ine Maria di tahtakan di Gereja Mautapaga sejak malam 30 Mei 2025 hingga pelaksanaan ziarah harapan Agung, Sabtu (31/5/2025) dari Mautapaga menuju Gereja Katedral pada pukul 15.00 Wita.
Seperti disaksikan, umat benar-benar antusias dalam ziarah ini.Yang hair tidak hanya orang dewasa, tetapi mulai dari anak-anak bahkan balita hingga para lansia.
Ziarah yang berlangsung dalam suasana penuh doa dan lagu puji-pujian ini didukung kehadiaran aparat kepolisian, TNI, aparat pemerintah, PMKRI, THS,THM, OMK, umat serta seluruh masyarakat Ende lainnya yang ikut mendukung situasi tetap aman dan kondusif.
Perarakan Zaiarah harapan menuju Katedral dari Gereja Mautapaga dimulai Pukul 15.00 Wita. Perarakan yang agung dengan ribuan umat yang mengiringi melewati Jalan El Tari.
Tiba di depan Gedung Pusat pastoral (Puspas) KAE, Ine Maria disambut oleh Umat Paroki Pu’urere.
Usai diterima dengan tarian, nyanyian dan Doa kepada Ine Maria Guadalupe, umat Paroki Ndona, Wolotopo, Roworeke, Mautapaga bergabung dengan umat Paroki Pu’urere untuk berarak menuju Paroki Santo Yosef Onekore Onekore.
Di Paroki Onekore, Umat telah bersiap sejak pukul 14.00 Wita untuk menyambut Arca Ine maria Guadalupe dan umat dari paroki sebelumnya.
Ribuan umat Onekore yang telah menanti sejak siang hari menyambut Ine Maria Guadalupe dengan tarian, nyanyian dan bhea sa (sapaan adat) oleh Mosalaki Godhowutu Onekore, yang disampaikan, Bapak Daniel Juma. Setelah upacara ini selesai dilanjutkan dengan Doa Ine Maria Guadalupe.
Sekami, JPA, dan OMK ParokiSanto Yosef Onekore menyambut Ine Maria Guadalupe dengan tarian dan nyanyian yang luar biasa. Anak-anak paroki tampil dengan baik sehingga penyambutan Ine Maria Guadalupe di Paroki Onekore mendapatkan apresiasi dari semua yang hadir.
Setelah diterima di Onekore, Umat berarak menuju Katedral melalui Jalan Wirajaya, Diponegoro, Kelimutu, Banteng, Garuda, dan Jalan Katedral.
Sebelum halaman Gereja Katedral, Ine Maria Guadalupe diterima oleh Umat dan Mosalaki Paroki Worhonio di Perempatan Kantos Dinas PU. Setelah perhentian ke-5 di Perempatan Dinas PU, Ine maria dan Umat lain diterima oleh Umat Paroki Boanawa di pertigaan Garuda dan Jalan Katedral.
Tiba di halaman Gereja Kristus Raja-KatedralArca Ine Maria telah ditunggu ribuan umat dan juga diterima secara adat sebelum masuk ke Gereja Kristus Raja- Katedral untuk ditahtakan. Seluruh rangkaian Ziarah Ine Maria Guadalupe diakhiri dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin, RD. Edy Dopo di Gereja Katedral Ende.
Pastor Paroki Onekore, Pater Pian Lado, SVD, Vikaris Pater Mathias Banusu, SVD, Mosalaki Godhowutu Onekore, Ketua DPP Paroki Onekore, Primus Bhato, Ketua Rumpun Peberdayaan Masyarakat, Yoseph Woge menyampaikan rasa syukur yang berlimpah atas cuaca yang sangat bersahabat pada rangkaian Ziarah Harapan bersama Ine Maria Guadalupe.
“Hari ini cuaca betul-betul bersahabat. Ine Maria sungguh hadir di tengah-tengah kita umat Keuskupan Agung Ende. Pagi hingga siang ini langit Ende terbuka. Cuaca sangat baik untuk ziarah, tidak panas, tapi juga tidak hujan,” kata Ketua DPP Onekore, Primus Bhato.
Ine Maria Maria Guadalupe, engkau telah menampakkan diri kepada Juan Diego di bukit Tepeyac dan membuat mukjizat dengan gambar dirimu yang luhur pada mantelnya pada 4 kali perjumpaan Desember 1531.
Hari ini engkau membuat mukjizat dengan membuka langit di atas Gunung Kengo, Wongge, Meja dan Gunung Ia. Engkaulah Bunda dan Sumber Inspirasi Kami umatmu.*
Penulis : Anton Harus
Editor : Wento Eliando