MAUMERE, FLORESPOS.net-Sebuah video beredar di media sosial facebook dan WhatsApp Sabtu (17/5/2025) yang memperlihatkan seorang berbaju kaus hijau sedang mengamuk di depan loket pelayanan pendaftaran pasien di RS TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka.
Pria yang diketahui merupakan kerabat seorang pasien meluapkan emosinya akibat merasa diperlakukan secara tidak adil oleh petugas yang ada di loket pelayanan rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Sikka ini.
Keluarga pasien ini mengamuk seraya berteriak menyebutkan sudah mendaftar dan mengantri dari kemarin dan marah kenapa nomor antriannya dilewatkan oleh petugas.
Pria tersebut dalam video terlihat merusak meja dan kursi di loket pendaftaran dan membanting sebuah kursi plastik berwarna putih meski sudah ditegur oleh pihak security rumah sakit.
Dirinya juga terlihat memukul kaca loket antrian dan berteriak meminta petugas keluar untuk menjelaskan mengapa nomor antriannya dilewatkan serta meminta petugas jangan membacakan nomor antrian namun petugas tidak ada satupun yang keluar dari ruangan loket untuk memberikan penjelasan kepadanya.
“Kami sudah antri dan daftar dari kemarin kenapa dilewatkan nomor antriannya. Kalau ada pasien yang mati siapa yang bertanggung jawab,” teriak pasien tersebut serata berjalan kesana kemari di depan loket pendaftaran.
Direktur RSUD TC. Hillers Maumere, dr. Clara Yosefine Francis,MPH kepada awak media membenarkan kejadian yang berlangsung Sabtu (17/5/2025) pagi di loket pelayanan pendaftaran dan Pengambilan nomor urut bagi pasien.
Dokter Clara mengakui rumah sakit TC Hillers Maumere sudah melakukan penanganan pasien sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
“Iya benar tadi pasien ngamuk dan merusak kursi, meja di rumah sakit. Namun saya tegaskan bahwa jika ada pasien siapapun dia, kalau merusak fasilitas layanan umum pasti ada konsekuensinya,” tuturnya.
Clara mengatakan pihak rumah sakit TC Hillers Maumere yang merupakan rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Sikka berusaha melakukan komunikasi secara baik dengan keluarga pasien tersebut.
Dia menjelaskan, pasien tersebut memang sudah mendaftar dari kemarin, Jumat (16/5/2025) dan ia sudah mendapatkan nomor antrian tapi karena ada pembatasan nomor antrian, sehingga pasien tersebut pulang.
“Tadi pagi saya sudah cek ke petugas loket. Mereka bilang tadi sudah panggil pasien tersebut, tetapi ia belum datang sehingga nomor antriannya dilewatkan oleh petugas. Disitulah pasien tersebut ngamuk. Seharusnya bisa dibicarakan secara baik-baik,” ucapnya.
Clara mengharapkan ada kemauan baik dari pasien sebab semua fasilitas yang ada di rumah sakit merupakan fasilitas publik yang seharusnya dijaga bersama, bukan untuk dirusaki.
Dokter Clara menegaskan, kejadian pengrusakan fasilitas rumah sakit ini membuat pihak rumah sakit dan pasien lain merasa sangat tidak nyaman sebab pihak rumah sakit sangat membutuhkan kenyamanan dalam bekerja melayani para pasien..
“Mari kita sama- sama menjaga kenyamanan dan jika ada hal-hal yang kurang dalam pelayanan bisa dibicarakan bersama secara baik-baik.Ke depan kami akan terapkan pendaftaran secara online menggunakan aplikasi BPJS Kesehatan,”terangnya.
Clara mengakui pihak manajemen rumah sakit bersedia memfasilitasi dan pendaftaran pun dibatasi misalnya kalau hari ini dilayani 50 orang, maka ketika dia daftar nomor 51 maka sistemnya tidak menerima sehingga besok baru bisa mendaftar lagi. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando