2 Kali Asap Hitam di Konklaf, Umat Katolik Sabar Menanti Paus Baru

- Jurnalis

Kamis, 8 Mei 2025 - 21:25 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto ini menunjukkan asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina yang menandakan bahwa para kardinal belum menentukan paus baru dalam konklaf di Vatikan pada Kamis (8/5/2025). (AFP/ALBERTO PIZZOLI)

Foto ini menunjukkan asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina yang menandakan bahwa para kardinal belum menentukan paus baru dalam konklaf di Vatikan pada Kamis (8/5/2025). (AFP/ALBERTO PIZZOLI)

VATIKAN, FLORESPOS.net – Asap hitam pekat mengepul dari cerobong Kapel Sistina, Vatikan, pada Kamis (8/5/2025), menunjukkan para kardinal belum menentukan pemimpin baru untuk Gereja Katolik.

Ini merupakan tanda dari pemungutan suara kedua dan ketiga di konklaf yang tidak menghasilkan suara mayoritas sesuai syarat.

Ribuan umat Katolik dan wisatawan berkumpul di Lapangan Santo Petrus, menyaksikan dengan penuh harap meski ada tepuk tangan dan keluhan setelah pemungutan suara tersebut.

Sebanyak 133 kardinal yang memberikan suara untuk pengganti Paus Fransiskus yang meninggal pada 21 April di usia 88 tahun memasuki konklaf pada Rabu (7/5/2025) malam.

Mereka dikunci dalam ruang pemungutan suara dan mengomunikasikan kemajuan dengan cara tradisional, yaitu membakar surat suara yang kemudian menghasilkan asap melalui cerobong kapel.

Asap hitam menandakan bahwa tidak ada seorang pun dari calon paus yang memperoleh mayoritas dua pertiga atau 89 suara.

Sebaliknya, asap putih akan muncul jika ada paus baru terpilih, yang akan menjadi paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik. Pemungutan suara pertama pada Rabu malam berlangsung sekitar 3 jam 15 menit setelah pintu konklaf ditutup, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

Baca Juga :  Manfaat Tomat untuk Diet, Rendah Kalori dan Tingkatkan Metabolisme

Hal ini membuat sebagian umat yang menunggu di Lapangan Santo Petrus merasa kecewa. Meskipun demikian, banyak yang tetap bertahan dan kembali pada Kamis pagi untuk menyaksikan pemungutan suara berikutnya.

Barbara Mason (50), yang datang dari Kanada, mengungkapkan bahwa ia tidak ingin para kardinal terburu-buru.

“Apa pun yang perlu mereka lakukan untuk membuat keputusan tepat,” ujarnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Barbara berharap paus yang terpilih nantinya akan meneruskan perjuangan Paus Fransiskus dalam isu-isu progresif, seperti lingkungan hidup dan hak-hak migran.

Proses konklaf Selama proses konklaf, para kardinal elektor semuanya berusia di bawah 80 tahun menginap di wisma tamu Santa Marta. Mereka juga menghadiri misa pribadi pada Kamis pagi untuk mencari petunjuk ilahi sebelum kembali memberikan suara.

Setiap kardinal menuliskan pilihan mereka pada kertas suara yang kemudian dimasukkan dalam guci perak di altar. Setelah suara dihitung, surat suara dibakar di tungku besi cor yang berasal dari tahun 1939.

Baca Juga :  Kalah Kasasi, Bupati Edi Mohon Dukungan DPRD Manggarai Barat

Untuk menandakan hasil pemungutan suara, bahan kimia tertentu ditambahkan ke tungku kedua yang terhubung ke cerobong untuk menghasilkan asap berwarna sesuai hasil. Sementara itu, meskipun prosesi pemilihan disiarkan langsung oleh Vatikan, termasuk di layar besar yang dipasang di Lapangan Santo Petrus, siaran langsung terputus setelah pintu konklaf terkunci.

Setiap kardinal diwajibkan bersumpah menjaga kerahasiaan dan tidak mengungkapkan apapun tentang proses tersebut, dengan ancaman ekskomunikasi jika melanggar.

Pada konklaf 2005, Paus Benediktus XVI terpilih dalam empat putaran pemungutan suara, sedangkan Paus Fransiskus terpilih dalam lima putaran pada 2013.

Namun, dengan konklaf 2025 yang melibatkan para kardinal dari sekitar 70 negara dan lebih besar secara internasional, banyak yang memprediksi bahwa proses pemilihan ini bisa memakan waktu lebih lama.

Saat ini, tidak ada calon yang sangat dominan. Dengan berbagai pandangan yang dibawa oleh para kardinal, mencakup tradisi progresif dan konservatif dalam gereja, pemilihan paus baru ini diperkirakan berlangsung lebih lama dari sebelumnya.*

Penulis : Redaksi

Editor : Redaksi

Sumber Berita : Kompas.com/Vatican News

Berita Terkait

Pemda Flores Timur Kembangkan Pertanian Terkonsentrasi
Erik Paji Kembangkan Hortikultura di Lahan Miring Gunakan Sistem Irigasi Tetes
Bertentangan dengan Nilai Agama dan Norma Sosial, Tokoh Agama di Ende Dukung Polri Berantas Premanisme
Bupati Raimundus Tegaskan Beasiswa Daerah Segera Direalisasi
SDK Bhaktyarsa Maumere Raih Juara Umum Lomba Pesona Sains SMP Frater
Kepala Desa Wajib Tahu Data Desa Secara Akurat, Bupati Ngada Raymundus: Jangan Pakai Kata Kira-kira
Unipa Maumere Wisuda 437 Sarjana Strata Satu, Rektor Titip Empat Pesan Penting
Sabinus Berharap Kunjungan Wapres Bisa Berbuah Hasil Penegerian Unipa
Berita ini 19 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 19:59 WITA

Pemda Flores Timur Kembangkan Pertanian Terkonsentrasi

Senin, 12 Mei 2025 - 19:13 WITA

Erik Paji Kembangkan Hortikultura di Lahan Miring Gunakan Sistem Irigasi Tetes

Senin, 12 Mei 2025 - 11:44 WITA

Bertentangan dengan Nilai Agama dan Norma Sosial, Tokoh Agama di Ende Dukung Polri Berantas Premanisme

Sabtu, 10 Mei 2025 - 20:34 WITA

SDK Bhaktyarsa Maumere Raih Juara Umum Lomba Pesona Sains SMP Frater

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:48 WITA

Kepala Desa Wajib Tahu Data Desa Secara Akurat, Bupati Ngada Raymundus: Jangan Pakai Kata Kira-kira

Berita Terbaru

Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2025-2029, di aula Gelekat Nara, Kamis (8/5/2025)

Nusa Bunga

Pemda Flores Timur Kembangkan Pertanian Terkonsentrasi

Senin, 12 Mei 2025 - 19:59 WITA