Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas: Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

- Jurnalis

Minggu, 23 Februari 2025 - 19:57 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Michael D. Kabatana

Michael D. Kabatana

Oleh: Michael D. Kabatana S.Fil

MEMBICARAKAN pendidikan karakter bukan sekadar membahas metode atau kurikulum, melainkan menyentuh inti dari pembentukan manusia yang utuh.

Pendidikan karakter, adalah proses yang kompleks, melibatkan berbagai aspek kehidupan, dan tidak bisa dipandang sebagai tanggung jawab tunggal lembaga formal seperti sekolah.

Sayangnya, masih ada anggapan di masyarakat bahwa pendidikan karakter sepenuhnya menjadi tugas sekolah.

Pandangan ini tidak hanya keliru, tetapi juga berpotensi menghambat terciptanya generasi yang berkarakter kuat dan bermoral.

Baca Juga :  Politik Uang dan Netralitas PNS Jadi Perhatian Serius Bawaslu Mabar

Pendidikan karakter sejatinya, adalah tanggung jawab bersama, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam sebuah kolaborasi yang harmonis.

Memang, pendidikan karakter telah diterapkan dalam berbagai komunitas, seperti keluarga, masyarakat, dan bahkan lingkup politik. Namun, selama ini penerapannya cenderung bersifat pragmatis dan terfragmentasi.

Setiap komunitas bergerak sendiri-sendiri, seolah-olah ada batas tegas antara satu dengan yang lain. Padahal, pendidikan karakter seharusnya bersifat utuh dan berkelanjutan.

Apa yang menjadi fokus atau kelemahan karakter seorang anak di satu komunitas harus menjadi perhatian bersama di komunitas lainnya.

Baca Juga :  Memutus Rantai TPPO NTT (Sebuah Ajakan Transformatif)

Dengan demikian, setiap kendala yang dihadapi anak dapat diatasi secara komprehensif. Hal ini tentu membutuhkan kemauan dan kerjasama antarkomunitas, sebuah sinergi yang tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

Pendidikan karakter yang efektif tidak bisa hanya mengandalkan komunitas sekolah. Sekolah memang memegang peran penting, tetapi ia bukan satu-satunya aktor.

Editor : Wall Abulat

Berita Terkait

Klinik St. Fransiskus Asisi Ratedosa Miliki Gedung Baru
Pastor Paroki Gereja Katedral Ende Dukung Penuh Polres Ende Berantas Premanisme
Penutupan Air Irigasi Mbay Bertolak Belakang dengan Instruksi Mentan
Rapper Family Ende Akan Hadirkan Berontak Part 3, Kritik Lewat Seni
A’wan PBNU dan Pengasuh Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Cirebon Kunjungi Ende
Warga Nagekeo Tolak Penutupan Air Irigasi Mbay
Jembatan Pomakeke di Nagekeo Kembali Makan Korban
Komdigi Luncurkan Program Rutin Ngopi Bareng Wartawan
Berita ini 146 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 18:19 WITA

Klinik St. Fransiskus Asisi Ratedosa Miliki Gedung Baru

Rabu, 14 Mei 2025 - 18:10 WITA

Pastor Paroki Gereja Katedral Ende Dukung Penuh Polres Ende Berantas Premanisme

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:23 WITA

Penutupan Air Irigasi Mbay Bertolak Belakang dengan Instruksi Mentan

Rabu, 14 Mei 2025 - 12:47 WITA

Rapper Family Ende Akan Hadirkan Berontak Part 3, Kritik Lewat Seni

Rabu, 14 Mei 2025 - 12:16 WITA

A’wan PBNU dan Pengasuh Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Cirebon Kunjungi Ende

Berita Terbaru

Nusa Bunga

Klinik St. Fransiskus Asisi Ratedosa Miliki Gedung Baru

Rabu, 14 Mei 2025 - 18:19 WITA