Oleh: Michael D. Kabatana S.Fil
MEMBICARAKAN pendidikan karakter bukan sekadar membahas metode atau kurikulum, melainkan menyentuh inti dari pembentukan manusia yang utuh.
Pendidikan karakter, adalah proses yang kompleks, melibatkan berbagai aspek kehidupan, dan tidak bisa dipandang sebagai tanggung jawab tunggal lembaga formal seperti sekolah.
Sayangnya, masih ada anggapan di masyarakat bahwa pendidikan karakter sepenuhnya menjadi tugas sekolah.
Pandangan ini tidak hanya keliru, tetapi juga berpotensi menghambat terciptanya generasi yang berkarakter kuat dan bermoral.
Pendidikan karakter sejatinya, adalah tanggung jawab bersama, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam sebuah kolaborasi yang harmonis.
Memang, pendidikan karakter telah diterapkan dalam berbagai komunitas, seperti keluarga, masyarakat, dan bahkan lingkup politik. Namun, selama ini penerapannya cenderung bersifat pragmatis dan terfragmentasi.
Setiap komunitas bergerak sendiri-sendiri, seolah-olah ada batas tegas antara satu dengan yang lain. Padahal, pendidikan karakter seharusnya bersifat utuh dan berkelanjutan.
Apa yang menjadi fokus atau kelemahan karakter seorang anak di satu komunitas harus menjadi perhatian bersama di komunitas lainnya.
Dengan demikian, setiap kendala yang dihadapi anak dapat diatasi secara komprehensif. Hal ini tentu membutuhkan kemauan dan kerjasama antarkomunitas, sebuah sinergi yang tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan karakter yang efektif tidak bisa hanya mengandalkan komunitas sekolah. Sekolah memang memegang peran penting, tetapi ia bukan satu-satunya aktor.
Editor : Wall Abulat
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya