Oleh: Inosensius Enryco Mokos, M. I. Kom
SELURUH masyarakat di Indonesia baru saja menyambut tahun baru 2025. Euforia menyambut tahun yang baru masih dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Sukacita, kebahagiaan dan rasa syukur pastinya masih sedang dirasakan oleh masyarakat saat ini. Ada harapan baru yang tentunya muncul di awal tahun ini untuk bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara individu juga kualitas hidup bersama lebih khusus memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Timur.
Tahun baru 2025 menjadi momentum penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk melakukan transformasi perubahan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Kita semua yakin dan percaya bahwa pendidikan yang berkualitas adalah pondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Namun, data menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia, termasuk NTT, masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi.
Untuk itu esai ini ingin mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh NTT dalam meningkatkan kualitas pendidikan juga memberikan solusi praktis dan teknis bagi pemerintah daerah guna meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
Kualitas Pendidikan di Indonesia dan NTT
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan UNESCO pada tahun 2024, Indonesia berada di peringkat 72 dari 140 negara dalam Indeks Kualitas Pendidikan Global.
Sementara itu, NTT tercatat sebagai salah satu provinsi dengan kualitas pendidikan terendah di Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT pada tahun 2024 hanya mencapai 62,5, jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 71,9. Dalam hal ini, NTT berada di urutan ke-33 dari 34 provinsi di Indonesia.
Perbandingan kualitas pendidikan di NTT dengan provinsi lain menunjukkan bahwa provinsi seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat memiliki IPM yang jauh lebih tinggi, masing-masing mencapai 80,5 dan 75,3.
Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam akses dan kualitas pendidikan di NTT dibandingkan dengan provinsi lain.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi pendidikan di NTT. Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan telah memperburuk kondisi pendidikan, dengan banyak siswa yang kehilangan akses ke pembelajaran.
Selain itu, adanya perubahan kurikulum yang belum sepenuhnya dipahami oleh guru dan siswa juga menjadi tantangan tersendiri.
Melihat pada situasi tersebut di mana kualitas pendidikan di NTT masih kurang baik, harus dilihat masalah dan dampak utama kenapa kualitas pendidikan di NTT berada di bawah standar nasional sehingga bisa mencari solusi teknis dan praktis untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan di NTT. Ada beberapa akar masalah kualitas pendidikan di NTT kurang baik dibandingkan provinsi lain.
Pertama, akses terbatas. Banyak daerah di NTT yang sulit dijangkau, sehingga akses terhadap pendidikan formal menjadi terbatas. Sekolah-sekolah di daerah terpencil seringkali kekurangan fasilitas dan tenaga pengajar yang berkualitas.
Kedua, kualitas pengajaran. Banyak guru di NTT yang belum memiliki kualifikasi yang memadai. Kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru menjadi salah satu faktor yang menghambat peningkatan kualitas pengajaran.
Ketiga, keterbatasan sumber daya. Fasilitas pendidikan yang minim, seperti kurangnya buku, alat peraga, dan teknologi informasi, menghambat proses belajar mengajar yang efektif.
Keempat, budaya dan sikap masyarakat. Di beberapa daerah, masih terdapat pandangan bahwa pendidikan bukanlah prioritas utama, sehingga dukungan dari orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan anak-anak mereka masih rendah.
Solusi Teknis dan Praktis Serta Kebijakan Pemerintah Daerah
Tentu diperlukan sebuah tekad yang kuat serta cara yang tepat untuk bisa mengentaskan kesenjangan kualitas pendidikan di NTT dengan provinsi lain yang ada di Indonesia.
Untuk itu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di NTT, ada beberapa solusi praktis dan teknis yang dapat diterapkan untuk bisa mengatasi masalah yang dihadapi.
Pertama, peningkatan infrastruktur. Tentu infrastruktur adalah hal paling mendasar untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur sekolah, terutama di daerah terpencil.
Pembangunan gedung sekolah yang memadai, penyedia teknologi dan sarana yang bagus juga harus mendapatkan perhatian guna meningkatkan kualitas guru dengan demikian akan membawa perubahan pada peningkatan kualitas pendidikan dalam diri peserta didik.
Kedua, pelatihan guru. Mengadakan program pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi dan organisasi non-pemerintah dapat menjadi langkah strategis. Terutama kerjasama dengan universitas-universitas yang ada di NTT guna meningkatkan kualitas dan kompetensi guru, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada kualitas pendidikan.
Ketiga, reformasi kurikulum. Mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal dan perkembangan teknologi, serta melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan kurikulum.
Keempat, kampanye kesadaran pendidikan. Melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemuda.
Dalam mengatasi permasalah peningkatan kualitas pendidikan, pemerintah daerah di NTT juga harus melaksanakan langkah strategis. Langkah-langkah strategis itu harus tepat sasaran dan juga berkualitas.
Pemerintah daerah NTT harus mengambil langkah konkret dalam merumuskan kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Ada beberapa kebijakan yang dapat diambil.
Pertama, program beasiswa. Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, penulis menyarankan pemerintah juga memberikan beasiswa untuk guru berprestasi di NTT guna mereka bisa mendapatkan pelatihan kompetensi yang lebih komprehensif sehingga pelajaran yang diberikan kepada peserta didik juga semakin berkualitas.
Pelatihan kompetensi itu bisa pemerintah daerah lakukan dengan kerjasama melalui universitas dan organisasi pendidikan.
Kedua, kerjasama dengan sektor swasta. Mendorong sektor swasta untuk berinvestasi dalam pendidikan, baik melalui program CSR maupun kemitraan dalam pengembangan sekolah.
Ketiga, monitoring dan evaluasi. Membangun sistem monitoring dan evaluasi yang efektif untuk menilai kemajuan pendidikan di NTT secara berkala. Perlu ada umpan balik dan evaluasi mendalam guna menemukan kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
Kesimpulan
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Tugas mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan memotivasi siswa untuk belajar.
Guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan interaktif, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran krusial dalam mendukung pendidikan. Masyarakat harus aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, mendukung anak-anak untuk belajar, dan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama. Dengan kolaborasi antara pemerintah, guru, dan masyarakat, diharapkan kualitas pendidikan di NTT dapat meningkat secara signifikan.
Tahun baru 2025 adalah saat yang tepat untuk melakukan transformasi perubahan sikap masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
Dengan mengatasi berbagai masalah yang ada dan menerapkan solusi yang tepat, diharapkan NTT dapat mengejar ketertinggalan pendidikan dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan, dukungan dari pemerintah, serta peran aktif masyarakat dan guru akan menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan generasi yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Melalui upaya bersama, NTT dapat menjadi contoh bagi provinsi lain dalam hal peningkatan kualitas pendidikan yang berkelanjutan. *
Penulis adalah Lulusan Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bina Nusantara Jakarta, Peneliti Komunikasi dan Budaya. Tinggal di Kupang, NTT
Editor : Anton Harus