LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Di kawasan wisata alam Gua Batu Cermin Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT perlu ada lokasi feeding (pemberian makan) monyet/kera.
Pertimbangannya agar kera-kera tidak berebutan makanan sisa di antara tumpukan atau onggokan sampah di kawasan itu (Gua Batu Cermin). Kotoran-kotoran tersebut kelak bakal jadi sumber penyakit bagi monyet-monyet setempat maupun masyarakat sekitar, juga mengganggu lingkungan.
Demikian, Nur Alwi, salah seorang pelaku pariwisata Mabar kepada media ini di Labuan Bajo belum lama berselang.
Menurut Nur Alwi, area wisata alam Gua Batu Cermin punya luas sekitar belasan hektar. Pemiliknya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar, dan konon kabarnya ada bagian tertentu dikelola pihak tertentu, lainnya belum, masih hutan lebat aur berduri.
“Daripada monyet-monyet itu berebutan makanan sisa di sampa-sampah di situ, sebaiknya pemerintah buat feeding monyet di Batu Cermin,” kata Nur Alwi.
Tak hanya buat feeding monyet, di kompleks bangunan elit di area wisata Batu Cermin juga baiknya dibuatkan tempat sangrai atau goreng kopi dari kuali tanah liat.
Di tempat sama juga barangkali bisa jadi lokasi pelatihan bermain caci.
Pada salah satu ruang di gedung elit di kompleks wisata alam Batu Cermin juga mungkin jadi tempat latihan melukis bagi warga yang punya bakat melukis, dan lain sebagainya.
Sehingga, kata Nur Alwi, para turis yang melancong di kawasan Batu Cermin tak monoton melihat gua alam Batu Cermin semata. Tetapi sekaligus melihat cara goreng/ sangrai kopi, atau menyaksikan latihan tari caci, dan melukis di tempat yang sama.
“Kan tidak semua turis tahu proses goreng kopi. Mungkin setelah melihat di Batu Cermin itu baru mereka tahu,” kata Nur Alwi.
Nur Alwi yang juga pelaku UMKM itu menambah, manakala hal-hal tadi terealisasi, maka langsung tidak langsung mungkin kelak akan mendatangkan berkah bagi masyarakat dan daerah berupa sumber PAD (pendapatan asli daerah), tutupnya.
Secara terpisah, nada hampir sama diungkapkan Andi dan Arif. Mereka harap di kawasan obyek wisata alam Gua Batu Cermin diperkaya dengan obyek sentuhan manusia, seperti adanya feeding monyet maupun tempat pentas seni budaya lokal.
“Biar tidak monoton hanya lihat stalagtit-stalagimit dalam lubang Gua Batu Cermin, mungkin juga ada feeding monyet, karena di situ banyak monyet. Juga buat lokasi pentas kesenian lokal lainnya,” komentar keduanya.
Andi dan Arif yang mengaku asal Makasar Sulawesi Selatan dan menolak sebut nama lengkap, berharap Pemkab Mabar segera menjadikan kawasan Gua Batu Cermin tempat yang bersih, bukan penuh sampah, kata keduanya.
Kawasan wisata alam Gua Batu Cermin berada di tengah Labuan Bajo ibu kota Mabar. Di sini tidak hanya ditemui banyak kera atau monyet, tapi sering juga dijumpai burung-burung. Destinasi wisata Batu Cermin dominan ditumbuhi aur berduri atau “to’e” dalam bahasa lolal setempat.
Dilansir media ini sebelumnya, sampah rusak keindahan pariwisata Batu Cermin Labuan Bajo. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus