LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Mariana Lusia, Dosen Prodi Agroteknologi Universitas Musamus sekaligus Pegiat Permacultur Pekarangan dan Pemerhati Pangan Lokal mengatakan, pengertian yang wajib diketahui dalam permaculture yang bisa diterap dalam sistem pertanian ada dua.
Pertama, permanent agriculture, dimana pengelolaan pertanian dan peternakan diterapkan untuk meningkatkan kualitas lahan. Sistem ini memberikan hasil tani, pendapatan ekonomi, dan tetap berkelanjutan untuk masa depan.
Kedua, permanent culture yang konteksnya melestarikan, mendukung, dan menerapkan sistem kolaborasi dengan budaya dan lingkungan setempat serta tumbuh bersama dalam waktu bersamaan, sehingga menjaga nilai-nilai keberlanjutan dan kemasyarakatan.
Ia menyampaikan itu dalam pemaparan materinya pada kegiatan Floratama Learning Center (FLC) yang digelar secara hybrid pada 29 November 2024 pagi. FLC diselenggaraka Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Dalam siaran pers BPOLBF yang diterima FloresPos. Net, Senin (2/ 12/2024), lanjut Mariana Lusia, saat ini dia tengah berupaya menciptakan hutan makanan sendiri melalui permacultur berharap permacultural dapt menginspirasi banyak orang sehingga bisa membangkitkan dukungan terhadap pangan lokal secara global.
“Kami berharap makin banyak orang yang termotivasi menciptakan hutan makanan mereka sendiri. Saya percaya melalui hasil pengolahan pangan lokal yang tepat, maka pangan lokal mampu berjaya di atas tanahnya sendiri dan mampu bersaing secara global,” ujar Mariana.
Clementine Pujiati, Chief Technology Officer Karmabumi menyampaikan, tim Karmabumi saat ini sedang mengadakan demonstrasi tentang regenerative agriculture untuk meningkatkan pengetahuan petani di Dusun Compang Golomori sebagai salah satu pilot project yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang sistem pertanian pada lahan kering serta dampak perubahan iklim.
Ada beberapa pendekatan yang kami lakukan, yaitu membuat sebuah science demonstration, mengingat masih terbatasnya pengetahuan dari para petani tentang apa itu regenerative agriculture seperti kondisi tanah sangat kering baik karena perubahan cuaca atau iklim, sehingga kami memperkenalkan tentang regenerative agriculture yang berfokus pada peningkatan berkelanjutan dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan.
Sebelum memulai demonstrasi, kami mengadakan research terlebih dahulu dengan beberapa assement untuk mengetahui kondisi tanah dan apa saja kebutuhan local community yang ada disana, ungkap Clementine
Secara keseluruhan, pengembangan konsep Permaculture ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal dan memberdayakan komunitas petani, tetapi juga memperkuat posisi Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan keunggulan lokal, baik dari segi kuliner, pertanian, maupun pelestarian lingkungan secara terintegrasi.
Floratama Learning Center diikuti dan dihadiri seluruh pegawai BPOLBF secara hybrid. Juga ada beberapa peserta eksternal, di antaranya dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Ngada, Dispar Nagekeo, Dispar Ende, Dispar Sikka, Dispar Flores Timur, Dispar Lembata, Dispar Alor, dan Dispar Kabupaten Kaimana-Papua Barat.
Selain itu, juga hadir dari Dinas Pertanian Nagekeo, Kesatuan Pengelolaan Hutan Manggarai Barat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur Lembata,
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Manggarai Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Manggarai Barat, Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Barat. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus