ENDE, FLORESPOS.net-Anggota MPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat sosialisasi 4 pilar MPR RI, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Kabupaten Ende, Provinsi NTT.
Sosialisasi 4 pilar tersebut dilaksanakan di Aula Satar Mese Ende, Selasa (26/11/2024).
Sosialisasi ini menghadirkan tiga narasumber dari akademisi, Karolus C Bego, aktivis LSM John Thomas Ire dan Budayawan, Petrus Fi. Peserta seminar generasi milenial dan masyarakat umum yang datang dari berbagai latarbelakang.
Karolus C. Bego, Dosen Fakultas Hukum Sosial Humaniora Uniflor pada kesempatan itu membawakan materi tentang 4 pilar MPR RI sebagai kekuatan bersama dalam kehidupan.
Ia mengatakan empat pilar ini terus dihidupkan dan digelorakan karena dewasa ini kesadaran moral generasi sekarang semakin pudar.
“Ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah untuk diselesaikan dan butuh penanganan yang serius dalam pembinaan mentalitas manusia Indonesia khususnya generasi sekarang,” katanya.
Untuk itu, Kata Carles, masyarakat harus sadar karena ditengah kehidupan bersama ada norma- norma yang harus dipatuhi. Norma tersebut adalah rambu – rambu yang lahir dari kehidupan bersama.
“Kita harus sadar karena ditengah kehidupan ada norma – norma yang harus dipatuhi dan itu lahir dari kehidupan kita. Kita tidak bisa mengambil ramuan atau aturan dari luar yang tidak cocok dengan kehidupan kita,” kata dia.
Pancasila sudah menjadi perekat dan juga sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan yang mesti diaplikasikan dalam kehidupan.
Ia mengapresiasi anggota MPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat yang terus menggagas kegiatan ini dan menghadirkan narasumber di daerah ini yang paham dengan karakteristik masyarakat lokal.
Pemateri kedua, John Thomas Ire dari aktivis LSM mengangkat tentang 4 pilar dalam konteks generasi Z. Saat ini media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi generasi Z. Media sosial saat ini bisa menjadi madu dan racun. Menjadi madu jika pengguna menggunakan untuk kepentingan positif, menjadi racun jika salah dimanfaatkan.
“Ketergantungan kita pada alat teknologi sudah sangat tinggi yang akan melemahkan memori kita. Generasi Z yang dihadiahkan banyak kemudahan juga ada tantangan,” kata dia.
Jhon mengajak generasi Z saat ini menghadapi perkembangan media sosial dengan literasi digital. Selain itu cakap bermedia digital atau berbudaya dalam bermedia sosial.
Petrus Fi dalam materi ketiganya mengajak peserta melihat 4 pilar dari perspektif budaya lokal. Dikatakannya di Ende kekuatan bersama untuk membangun daerah ini yaitu kekuatan tiga tungku, adat, pemerintah dan agama.
Petrus mengatakan sebagai budayawan ia terus mendengungkan agar generasi sekarang tidak melupakan akar budayanya.
“Realitasnya generasi sekarang adalah generasi instan yang kurang berakar. Kita boleh ke mana – mana tapi tetap pegang akar budaya,” kata Petrus Fi.*
Penulis : Willy Aran
Editor : Wentho Eliando