ENDE, FLORESPOS.net-Abu vulkanik akibat letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menyebar ke berbagai wilayah barat Pulau Flores.
Selain Kabupaten Flores Timur sebagai pusat letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki, abu Vulknik diraskan juga oleh masyarakat Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende dan kabupaten lainnya di wilayah barat Pulau Flores.
Abu vulkanik dari Gunung Lewotobi mulai terasa di Kota Ende, Kabupaten Ende sejak Kamis (7/11/2024) malam. Masyarakat yang sedang mengikuti pesta pernikahan di Aula Mautapaga terkejut ketika tiba-tiba tubuh dan kursi yang ada di area terbuka diguyur abu vulkanik. Beberapa orang sempat panik dan berpindah ke area terlindungi.
“Saya pikir tadi mulai hujan lagi, begitu saya gosok ternyata tidak basah, tetapi tampak putih dan kasar. Setelah diteliti ternyata debu. Saya cium ternyata bau seperti belerang,” kata Kons Jati yang tiba-tiba memindahkan kursi yang didudukinya ke pelataran aula Mautapaga bersama sejumlah rekan lainnya.
“Abu dari gunung Lewotobi sudah sampai di kita sini,” tambahnya.
Abu vulkanik ini mulai tampak lebih nyata ketika sejumlah undangan akan kembali ke rumahnya masing-masing mendapati jok sepeda miliknya di penuhi debu. Demikian pula kap dan bodi sejumlah kendaraan roda 4 yang diparkir di halaman Aula Mautapaha.
Ketika mulai melaju di jalanan umum Kota Ende, sejumlah pengendara sepeda motor merasakan efek lain dari abu vulkanik Gunung Lewotobi, mata terasa perih bahkan ada yag kesulitan mengendalika sepeda motornya.
Kondisi ini masih terasa hingga Jumat petang. Warga Kota Ende tampak menggunakan masker secara masal seperti pada masa pandemi Covid-19 beberapa tahun silam.
Bahkan dari pantauan Florespos.net, hingga berita ini diturunkan tidak telalu banyak orang yang berkegiatan di luar rumah seperti biasanya.
Bahayakan Kesehatan
Dikutip dari berbagai sumber, abu vulkanik letusan gunung berapi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang muncul saat terjadi letusan gunung berapi. Partikel abu vulkanik memiliki ukuran bervariasi dan komposisi yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh.
Abu vulkanik mengandung unsur logam seperti Timbal, Tembaga, Krom, Kadmium, Seng, Boron, Barium, Selenium, Perak, Besi, pH H2O, SiO2, dan Silika.
Kandungan silika kristal dan sifat fisika-kimia permukaan partikel abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mata, dan kulit.
Abu vulkanik dapat tersebar luas tergantung pada arah angin. Partikel yang berukuran besar jatuh di sekitar kawah, sementara yang lebih kecil dapat mencapai ratusan hingga ribuan kilometer dari lokasi letusan.
Selain itu, abu gunung api dapat menghalangi sinar matahari, mengurangi jarak pandang, dan menyebabkan kondisi gelap gulita pada siang hari.
Dampak Buruk Abu Vulkanik untuk Kesehatan
Berikut dampak buruk abu vulkanik bagi kesehatan. 1. Ukuran Partikel dan Komposisi Material, menurut studi “Respiratory health effects of volcanic ash with special reference to Iceland. A review,” dampak abu vulkanik pada kesehatan bergantung pada ukuran partikel, komposisi (kandungan silika kristal), dan sifat fisika-kimia permukaan partikel tersebut.
2. Gangguan Pernapasan, umumnya, dampak abu vulkanik berkaitan dengan gangguan pernapasan seperti bronkitis, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, dan penyakit paru-paru jangka panjang.
3. Komposisi Kimia Abu Vulkanik, abu vulkanik mengandung banyak unsur logam seperti Timbal, Tembaga, Krom, Kadmium, Seng, Boron, Barium, Selenium, Perak, dan Besi. Kandungan lapisan asam pada abu dapat menyebabkan gangguan pernafasan, batuk, iritasi pada paru-paru, mata, dan kulit.
4. Bahaya bagi Bayi, Balita, dan Lansia, kelompok rentan seperti bayi, balita, dan lansia dapat mengalami kerusakan paru-paru akibat paparan gas dan abu vulkanik.
5. Dampak pada Kesehatan Mata, iritasi mata, perasaan seolah-olah ada partikel yang masuk ke mata, mata merah, pembengkakan kantong mata, dan kornea lecet atau tergores.
6. Mengenal Silikosis, silikosis merupakan kondisi berlebihnya silika di dalam tubuh akibat terlalu banyak menghirup debu silika yang umumnya terdapat dalam abu vulkanik. Komplikasi silikosis antara lain penyakit jaringan ikat, kanker paru-paru, fibrosis masif progresif, kegagalan pernapasan, dan tuberkulosis.
Dampak Abu Vulkanik bagi Lingkungan
Letusan gunung berapi juga berdampak pada lingkungan, seperti terkontaminasinya air bersih, tersumbatnya saluran air, dan rusaknya fasilitas air bersih.
Tanaman dan pasokan air untuk pertanian juga menjadi rentan terhadap hujan abu, menyebabkan risiko gagal panen.
Cara Hindari Dampak Abu Vulkanik
Beberapa langkah untuk menghindari dampak abu vulkanik meliputi: 1. Menjauhi lokasi letusan. 2.Tidak mengonsumsi sumber air yang tercemar. 3. Mengurangi aktivitas di luar rumah. 4. Menutup rapat-rapat rumah. 5. Menggunakan masker, kacamata, dan alat pelindung diri lainnya. 6. Hindari berkendaraan. 7. Menutup pintu dan jendela selama memungkinkan. 8. Membersihkan sisa abu di sekitar rumah. 9. Evakuasi diri ke tempat yang aman.
Wartawan Ende bagikan Masker Gratis
Mengetahui bahaya besar abu vulkanik bagi kesehatan masyarakat, sejumlah wartawan yang bertugas di Kabupaten Ende mengambil langkah cepat.
Mereka turun membagikan masker kepada warga Kota Ende. Langkah cepat ini diambil agar warga terhindar dari penyakit berbahaya akibat menghirup abu vulkanik.
Wartawan RRI, TVRI, Timex Expres, Rakyat Flores, Rakyat NTT, dan Nusapagi, Jumat (8/11/20240 membagikan masker gratis ke penguna jalan dan anak-anak sekolah yang melintasi di Tugu Pancasila-Simpang Lima Kota Ende.
Wartawan Timex Alex Seko, mengatakan, hingga pukul 12.30 Wita tim wartawan Ende berhasil membagikan 500 pcs masker kepada pengguna jalan di Kota Ende.
Tampak dalam tim ini di antaranya, Willy Sumardin dari RRI, Efrid Bata dari Nusa Pagi.com, Melly Mite dari Wartawan Rakyat NTT serta sejumlah pewarta lainnya.
“Kami sudah bagikan kurang lebih 500 pcs masker. Tetapi sayang masih ada warga yang menolak untuk menerima masker yang dibagikan.” kata Lexi.
“Pada hal abu vulkanik berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki masalah pernapasan. Pembagian Masker, sekaligus sebagai bahan imbauan yang tepat dan cepat,” tambah Lexi. *
Penulis : Anton Harus
Editor : Wentho Eliando