MBAY, FLORESPOS.net-Selama pelaksanaan Operasi Zebra 2024 di Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, Satuan Polisi Lalulintas (Satlantas) Polres Nagekeo banyak menjaring pelanggar lalulintas anak di bawah umur.
Anak-anak yang terjaring operasi, rata-rata tidak memiliki surat-surat kelengkapan kendaraan, surat izin mengemudi (SIM) dan juga tidak memakai helm.
Masalah anak di bawah umur kerap diabaikan oleh keluarga, dalam hal ini orang tua sebagai sosok yang seharusnya melindungi anak, justru menjerumuskannya ke dalam hal-hal jalan yang membahayakan keselamatannya.
“Selama kita melakukan gelar Operasi Zebra 2024, banyak menjumpai kasus pengendara di bawah umur atau anak kecil yang mengendarai sepeda motor,” kata Kasat Lantas Polres Nagekeo, Iptu Fransiskus Bay Meo kepada Florespos.net Jumat (1/11/2024) di ruang kerjanya.
“Jumlah kasusnya terbilang cukup besar dan mengkhawatirkan, karena menyentuh sekitar sepertiga dari pelanggaran total yang sudah dijumpai selama masa operasi. Rentang usia pengendara di bawah umur bervariasi, mulai dari remaja muda, siswa SMP, bahkan siswa SD. Semuanya memiliki kemiripan, yakni belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM), ” sambang Iptu Fransiskus.
Iptu Fransiskus menegaskan, anak di bawah umur belum diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor karena belum memiliki kestabilan mental dan keterampilan.
Anak juga belum bisa menjaga emosi sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan lalulintas.
“Selain itu, pengemudi yang mengendarai kendaraan bermotor harus memiliki SIM, dan untuk membuat SIM minimal usianya adalah 17 tahun,” katanya.
Iptu Fransiskus menambahkan, setiap orang yang belum memiliki SIM dari aspek hukum, belum boleh mengemudikan kendaraan.
Jika melanggar, akan dikenakan Pasal 281 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), dengan sanksi pidana penjara 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1000.000. Kendaraan juga dapat dilakukan penyitaan sementara, sambil menunggu penetapan putusan pengadilan.
“Pada saat pengambilan barang bukti, orang tua bisa dihadirkan untuk membuat surat pernyataan untuk sama-sama mengawasi dan memberikan edukasi. Kemudian, kendaraan diserahkan kepada orang atau perwakilan yang sudah memiliki SIM,” tegasnya.
Cegah Anak Dibawah Umur Berkendaraan
Untuk menekan atau mencegah anak di bawah umur berkendaraan, Iptu Fransiskus berjanji akan terus melakukan pendekatan dan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Selain itu, polisi akan turun ke desa-desa untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah desa. Hal ini untuk mengurangi angka kecelakaan lalulintas yang melibatkan anak di bawah umur, katanya. *
Penulis : Arkadius Togo
Editor : Anton Harus