LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Kondisi jalan Hutan To’e Batu Cermin Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT, memprihatinkan karena sampah berserakan. Bahasa setempat (to’e) adalah bambu kecil berduri.
Disaksikan Florespos.net pada Jumat (11/10/2024), sepanjang jalan bambu berduri tersebut terlihat berbagai kotoran ada di sana. Ada yang dionggok-onggok, ada yang bertumpuk-tumpuk, dan ada pula yang diseraki di kiri kanan jalan.
Kondisi beragam sampah yang didominasi berbahan plastik itu ada pula yang utuh dan tak sedikit yang sudah terbakar.
Tampak titik tumpukan sampah yang terluas yakni tidak jauh dari kompleks Kantor Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo Mabar, sebagiannya telah dipagar sengk. Kotoran-kotoran tersebut ada yang masih utuh dan ada juga yang telah terbakar.
Diantara onggokan, tumpukan atau serakan sampah tersebut tampak ada burung dan anjing yang sedang mengais makanan sisa yang ada dalam kantongan/plastik. Apalagi kondisi jalannya sepi dan jauh dari permukiman warga.
Toto, Denil, dan Ransis ketika itu secara terpisah kepada Florespos.net mengatakan, sampah-sampah itu kadang menimbulkan bau busuk, ada pula semacam bau bangkai.
Diduga sumber aroma berasal dari kresek-kresek/kantongan-kantongan yang dibuang di sepanjang jalan tersebut berisikan makanan sisa, termasuk tulang- tulang daging dan tulang ikan. Ditengarai ada pula anjing mati atau kucing mati.
Ketiga pria yang mengaku warga kota Labuan Bajo itu meminta pemerintah setempat segera mengatasi sampah-sampat tersebut, itu masalah yang tidak boleh dibiarkan, segera diatasi.
Selain alasan kesehatan, juga terkait estitika. Labuan Bajo kota super premium, daerah pariwisata super prioritas. Konsekwensinya indah, volume sampah ditekan seminimalis mungkin, bau busuk juga begitu, diupayakan tidak ada. Sejatinya harus indah, aman dan nyaman.
Apa lagi, lanjut mereka, jalan atau kawasan hutan To’e tersebut konon kabarnya adalah bagian dari obyek wisata alam Gua Batu Cermin. Itu wajib asri, berikan rasa aman dan nyaman bagi siapa saja yang datang kesana atau melewat jalan tersebut, Jalan Hutan To’e dimaksud. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Wentho Eliando