MAUMERE, FLORESPOS.net-Miris benar. Kata ini rasanya tepat untuk masalah satu ini disematkan bagi Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ada sebagian warganya hingga kini masih berjuang mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi dan penuhi kebutuhan hidup lainnya.
Kondisi ini dialami warga Dusun Magelo’o, Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda di pesisir pantai utara Kabupaten Sikka.
Setiap hari–pagi dan petang, warga setempat mulai anak-anak, orang dewasa hingga ibu hamil harus turun naik tebing membawa jerigen menuju bantaran aliran sungai Magepanda guna mencari air bersih.
Agar bisa dapat sumber air bersih, warga setempat harus membuat kubangan dengan cara menggali lubang di pinggiran sungai lalu membersihkan dan dibiarkan selama seharian penuh.
Ini dimaksudkan, agar air dalam kubangan itu menjadi bersih dan layak digunakan untuk penuhi kebutuhan minum, masak dan mandi mereka.
“Kami harus buat kubangan kecil di sungai ini agar bisa dapatkan air bersih untuk minum dan masak,” ungkap Theresia Suryani, warga Dusun Magelo’o saat ditemui Jumat (4/10/2024) siang.
“Pagi kami buat kubangan dan sore kami datang lagi untuk cedok air di dalam kubangan ini. Airnya bersih dan kami buat masak dan minum,” tambah Theresia Suryani sambil terus membuat mencedok air dan membuat kubangan di bantaran kali Magepanda.
Kata Theresia, aktivitas seperti itu sudah menjadi ruting dilakukan sejak lama atau sudah puluhan tahun karena warga setempat hingga saat ini kesulitan pasokan air bersih yang layak. Walaupun wilayah mereka berada di bantaran sungai yang kini debet airnya sedang mengecil akibat musim kemarau yang panjang.
“Musim kemarau seperti ini kami minum air dari kubangan. Kalau musim hujan, kami tadah dari tetesan air hujan. Kami di sini tidak ada jaringan air bersih,” katanya.
Selain orang dewasa, aktivitas ini juga selalu dilakukan oleh anak-anak setempat. Salah satunya, Petrus Rikman Dodi, siswa kelas IV SD Inpres Magelo’o.
Dodi, sapaan akrab Petrus Rikman Dodi saat itu juga tengah mengantri menunggu gilirian mengambil air dari kubangan di sungai itu.
Dia mengaku, terpaksa mengambil air dari kubangan karena di kampung mereka tidak ada sumber air bersih. Setiap pagi, dia harus mengambil air dari kubangan tersebut untuk masak dan mandi agar bisa ke sekolah.
“Saya biasa terlambat ke sekolah karena harus ambil air dulu pak. Saat sore hari, saya juga kembali ambil air kubangan ini agar bisa digukan untuk minum dan masak di rumah. Kampung kami air bersih tidak ada pak,” ungkap Dodi polos.
Tak cuma Theresia Suryani dan Petrus Rikman Dodi, warga setempat sangat berharap pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Terutama, calon kepala daerah yang kelak menjadi Gubernur-Wakil Gubernur NTT dan Bupati-Wakil Bupati Sikka bisa membangunkan jaringan air bersih agar warga Dusun Magelo’o tidak lagi konsumi air dari kubangan yang sudah pasti belum memenuhi syarat kesehatan. *
Penulis : Shinto Koban (Kontributor)
Editor : Wentho Eliando