MAUMERE, FLORESPOS.net-Puluhan tenaga kesehatan utusan lima puskesmas di Kabupaten Sikka yakni Puskesmas Kopeta, Puskesmas Beru, Puskesmas Nelle, Puskesmas Waipare, dan Puskesmas Kewapante mengikuti Pelatihan Kesehatan Jiwa selama tiga hari yang berlangsung di Aula Kamilian Maumere, sejak Kamis (25/7/2024) hingga Sabtu (27/7/2024).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Payung Perjuangan Humanis (PAPHA) Indonesia dibuka oleh Kabid P2PL Margaretha Bogar mewakili Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka didampingi Direktur Yayasan Payung Perjuangan Humanis (PAPHA) Indonesia Bernadus L. Hayon, S.Fil dan salah seorang narasumber dr. Agustinus S. Seda, Sp.Kj, M.M.
Kabid P2PL Margaretha Bogar dalam sambutannya saat membuka kegiatan antara lain meminta para peserta untuk serius mengikuti kegiatan ini demi memudahkan pelayanan terhadap warga yang mengalami ganguan kesehatan jiwa.
Kabid P2PL juga meminta para tenaga kesehatan untuk berkolabosi dengan semua elemen warga dan mendukung program PAPHA bertajuk “Bersama untuk Flores yang Sehat Jiwa” (Bersajaha).
Sementara salah seorang narasumber dr. Agustinus S. Seda, Sp.Kj, M.M dalam materinya pada hari pertama antara lain menjelaskan pengetahuan dasar tentang kesehatan jiwa di antaranya gangguan kesehatan mental dan beberapa dampak yang mungkin timbul akibat ganguan kesehatan mental seperti penurunan kualitas hidup, gangguan dalam hubungan interpersonal, penurunan produktivitas, kemungkinan terjadinya kecanduan; gangguan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan masalah tidur.
Dokter Agus pada kesempatan ini menjelaskan secara detail tentang syndrome psikotik, dan gangguan mental organik yang meliputi demensia, sindrom amnestik,delirium, ganguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik; gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit fisik, kerusakan dan disfungsi otak; dan gangguan mental organik atau simtomatik.
Selain itu, Dokter Agus juga menguraikan secara sekilas tentang gangguan mental & Perilaku (GMP)/napza yang diakibatkan penggunaan alkohol, opioida, sedative atau hippnotika, penggunaan kokain, akibat penggunaan stimulansia lain termasuk kafein, GMP akibat penggunaan halusinogenika; tembakau, pelarut yang mudah menguap, dan akibat penggunaan zat multiple dan zat psikoaktif lainnya, serta psikotik akut lainnya.
Selain materi dasar-dasar kesehatan jiwa di atas, dua narasumber yang dipercaya membawakan materi selama tiga hari kegiatan ini yakni Kabid Pemberantasan Penyakit & Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Margaretha Bogar; dan dr. Agustinus S. Seda, Sp.Kj, M.M. juga diagendakan membawakan beberapa materi lainnya di antaranya Dasar-Dasar Kesehatan Jiwa Diagnosis & Terapi; Wawancara Psikiatri dan Status Psikiatri; dan Kegawatdaruratan Psikiatri dan Kebutuhan Pelayanan keseharian Orang Dengan Disalitas Psikososial (ODDP).
Perkuat Kapasitas Nakes
Direktur Yayasan Payung Perjuangan Humanis (PAPHA) Indonesia Bernadus L. Hayon, S.Fil atau yang akrab disapa Narto dalam sambutannya antara lain menggambarkan kompleksitas masalah kesehatan jiwa dan ia meminta semua elemen warga, terutama tenaga kesehatan untuk menangani masalah ini secara komprehensif, holistik, dan sustainable.
Narto menyebut salah satu upaya relevan yang dilakukan PAPHA bersama Pemerintah dan elemen warga lainnya dengan mengupayakan sistem penanganan kesehatan jiwa yang aktif dan efektif yang melibatkan semua elemen warga, keluarga ODDP, tetangga, dan lingkungan sekitar: plus berbagai jenjang pusat-pusat rehabilitasi/panti, pusat-pusat layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan baik itu dokter, PJ Kesehatan Jiwa (Keswa) dan petugas kesehatan lainnya di Puskesmas, dan tenaga kesehatan desa.
“Pelatihan ini adalah salah satu upaya memperkuat kapasitas tenaga-tenaga kesehatan di pusat-pusat layanan kesehatan agar mereka semakin mampu melakukan berbagai upaya kesehatan jiwa, baik itu preventif,promoif, kuratif, maupun rehabilitatatif,” kata Narto.
Narto menggarisbawahi, tenaga kesehatan yang terkapasitas dengan baik akan sangat membantu keaktivan dan efektivitas sistem layanan kesehatan jiwa yang sedang kita bangun.
“Semoga para dokter dan semua petugas kesehatan dari 5 puskesmas sasaran bisa memaksimalkan kesempatan pelatihan ini agar semakin mampu, mahir dan terampil memberikan berbagai layanan dan intervensi kesehatan jiwa di wilayah masing-masing,” pinta Narto.
Latar belakang dan Tujuan
Sementara panitia kegiatan dalam rilis yang diterima media ini menyebut empat latar belakang mengapa kegiatan itu digelar di antaranya;
Pertama,, terdapat 10 desa/kelurahan pada 5 kecamatan yang masuk dalam pendampingan proyek bertajuk Bersama untuk Flores yang Sehat Jiwa (Bersajaha) di Kabupaten Sikka dari lima kecamatan tersebut mencakup lima puskesas yakni Kopeta, Beru, Nella, Waipare dan Kewapante.
Kedua, isu kesehatan jiwa belum menjadi isu yang penting seperti sakit penyakit lainnya.
Ketiga.masih kurang pelatihan tentang isu kesehatan jiwa kepada tenaga kesehatan, khususya dokter umum dan perawat.
Keempat, puskesmas merupakan fasilitas pelayahan terdekat dengan masyarakat sehingga dharapkan dapat maksimal dalam melakukan pelayanan kepada Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP).
Sementara tujuan kegiatan di antaranya untuk memberikan pemahaman terhadap tugas pokok, peran dan fungsi perawat da dokter umum di puskesmas dalam program kesehatan jiwa; dan untuk memberikan ketempilan kepada perawat dan dokter umum untuk menangani ODDP secara medis.
“Sementara hasil yang diharapkan agar 30 orang perawat dan dokter umum memiliki pemahaman tentang tugas pokok, peran, dan fungsi dalam program kesehatan jiwa, dan agar 30 orang perawat dan dokter umum memilki kemampuan menangani dan merawat ODDP,” kata Narto. *
Penulis: Wall Abulat I Editor: Wentho Eliando