RUTENG, FLORESPOS.net-Hama tikus menyerang padi sawah di Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT, belakangan ini yang membuat petani resah bukan main.
Serangan tikus telah mencapai 100-an ha padi sawah di Desa Tal dan Desa Paka. Serangan cukup masif.
Dihubungi Florespos.net, Rabu (15/5/2024) Kadistan Manggarai, Ferdy Ampur mengatakan, hama padi telah diketahui dan telah pula mulai ditangani petani bersama petugas Distan di lapangan.
“Penanganan itu baik secara manual maupun teknologi berupa memanfaatkan pestisida untuk memusnahkan hama itu,” katanya.
Racun tikus telah diturunkan ke lokasi terserang untuk segera dipakai para petani. Racun dipakai guna mencegah dan mengamankan padi yang ada.
Sedangkan Sekretarisnya Laurens Laoth mengatakan, data lapangan menunjukkan bahwa di Desa Paka terserang 34 ha dari total 679 ha sawah dan di Desa Tal, 70-an ha dari total areal 630-an ha.
“Serangan cukup masif. Tetapi, belum sampai pada gagal bunga dan buah,” katanya.
Dasarnya, tidak semua batang padi dalam satu rumpun dimakan tikus. Dalam satu rumput masih banyak padi yang tumbuh normal sehingga belum sampai pada gagal tersebut.
Dikatakan, penanganan intens yang dilakukan sekarang ini adalah dengan menyebarkan racun tikus yang diberikan pemerintah.
Pencegahan dengan obat kimia ini sebenarnya tidak dianjurkan. Tetapi, langkah ini diambil agar serangan tidak terus meluas.
Kegiatan nyata lain di sawah-sawah itu, lanjut Laurens Laoth, pada titik yang tidak terserang, padi ditanam kembali. Ini khusus areal yang usia padinya baru 30 hari.
Untuk mengantisipasi serangan tikus itu juga, Pemprov NTT, menurunkan bantuan pestisida agar digunakan untuk mengatasi hama di Kecamatan Satar Mese itu.
“Pestisida yang diberikan jenis Nordox dan Petrocum. Pestisida itu segera tiba di Manggarai dan terus disalurkan ke dua desa terserang tersebut,” katanya.
Ditanya sumber tikus tikus, Laurens menjelaskan, datangnya dari hutan. Karena di sawah tidak lubang atau tempat persembunyiannya. Karena sawah selalu berair.
Karena itu juga petani diminta untuk membersihkan semak belukar atau hutan di sekitar sawah yang menjadi tempat hidup tikus-tikus itu. *
Penulis: Christo Lawudin I Editor: Wentho Eliando