LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Bagi Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) konservasi adalah harga mati. Satu pohon yang dipotong/tebang maka wajib tanam ganti minimal 10 pohon, karena berhubungan dengan penyangga kehidupan, disamping alasan pariwisata.
Demikian salah satu poin penting penekanan para petinggi BPOLBF pada acara diskusi kolaborasi bersama media (diskoria) di Labuan Bajo, Selasa (30/4/2024).
Para petinggi BPOLBF dimaksud antara lain Fransiskus Saverius Teguh (Plt.Direktur Utama), Sisilia Lenita Jemana (Kepala Divisi Komunikasi Publik), dan Konstant Mardinandus Nandus (Direktur Destinasi Pariwiaata).
Acara tersebut digelar dalam rangka mempererat komunikasi dengan media dan para admin konten kreator yang aktif dalam mempromosikan parekraf Labuan Bajo Flores.
BPOLBF membuka ruang komunikasi terkait berbagai program kerja lembaga tersebut (BPOLBF) dalam kaitan dengan pengembangan pariwisata Labuan Bajo dan kawasan Flores, Lembata, Alor, Bima (Floratama).
Selain itu, pengembangan kawasan Parapuar yang kedepannya menjadi destinasi baru di Kota Labuan Bajo yang dikelola oleh BPOLBF juga menjadi bagian tak terpisahkan dari Pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.
Diskusi kolaborasi bersama media itu juga mengusung beberapa topik, yaitu dampak libur lebaran pada aktivitas wisata di Labuan Bajo Flores dan pengembangan kawasan Parapuar. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando