LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar) NTT siapkan APBD 2024 sebesar Rp.3 miliar untuk pembelian pupuk buat petani setempat. Anggota DPRD Mabar Bernadus Ambat menilai hal itu tujuan mulia.
Wakil Bupati (Wabup) Mabar Yulianus Weng dan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Mabar Laurensius Halu ungkapkan, pengadaan pupuk 2024 punya alasan.
Petani Mabar, kata keduanya, sejauh ini terus mengalami kesulitan pupuk, terlebih pupuk bersubsidi. Itu harus dibantu APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Mabar tahun 2024.
Wabup Weng dan Kadis Halu mengungkapkan itu secara terpisah belum lama berlalu di Labuan Bajo ketika dimintai tanggapan terkait kabar kesulitan pupuk petani Mabar tahun-tahun belakangan.
Menurut Wabup Weng, kelangkaan pupuk adalah persoalan klasik tahun-tahun terakhir, tak terkecuali Mabar.
Pemkab Mabar sudah usul ke Pemerintah Pusat (Pempus) tapi tak pernah dilayani sesuai yang diusul, selalu dibawah itu.
Maka di 2024 salah satu upaya untuk menekan masalah pupuk tersebut yakni menyiapkannya di APBD setempat Mabar.
“APBD harus beli pupuk. Tidak boleh tidak, harus itu,” ujar Wabup Weng yang eks Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tersebut.
Hal ini memang bukan untuk memenuhi, tetapi paling tidak untuk mengurangi gab antara kebutuhan dengan riil yang disiapkan.
“Kita harus siap APBD untuk anggaran pupuk, kalau tidak tetap begitu masalahnya, petani tetap kekurangan pupuk,” ujar Wabup Weng.
Lanjutnya, persoalan pupuk di Mabar sejauh ini selain sulit dapatnya dan juga dapatnya pas lagi mereka petani tidak butuh. Dan itu hal yang klasik. Maka APBD harus suport, kata Wabup Weng.
Kadis Halu menambahkan, dalam APBD Mabar 2024 alokasi untuk beli pupuk buat petani setempat sebesar Rp. 3 miliar. Jenis pupuknya organik cair, dan sedang dalam proses pendropingan kepada para petani di Mabar.
Diuraikan, alokasi pupuk bersubsidi di Mabar sejauh ini mengalami penurunan sangat signifikan. Tahun 2024 hanya alokasi 670 lebih atau hampir 7000 ton. Luas areal tanam hampir 45 ribu hektare (ha), itu luas tanam dari luas baku fungsional 16.800-an ha. Kalau 45 ribu ha itu mengharapkan 7000 ton atau 6000-an ton tadi, jelas Mabar mengalami defisit sangat luar biasa.
Oleh karena itu, langkah stategis yang ditempuh Pemkab Mabar di 2024 yakni mengalokasi APBD sejumlah Rp.3 miliar. Uang tersebut buat belanja pupuk petani Mabar. Ini bisa memenuhi di hampir 7000 ribu ha, sebagiannya didapat dari pupuk subsidi.
“Kurangannya kita dorong via APBD dua Mabar hampir 7500 atau 8000 ha dari 3 M tadi, karena sebagiannya didorong melalu pupuk organik cair, saat ini proses pendistribusian, karena kita menjemput periode Asep (April-September) 2024,” ujar Kadis Halu.
Sesungguhnya, demikian Kadis Halu, kebutuhan pupuk Mabar tahun 2024 sekitar 24 ribu ton. Setelah ditutup dengan pupuk bersubsidi dan yang dibeli dengan APBD maka kurangnya tinggal sedikit.
Harapannya, petani di Mabar tetap mensupor dengan pupuk organik, baik yang padat pun yang cair. Pemkab Mabar tetap dorong petani menggunakan pupuk non subsidi untuk menutup pupuk yang kurang. Di pasaran pupuk non subsidi selalu tersedia, tetapi harganya mahal.
“Bukan susah dapatnya, tetapi susah harganya, mahal. Karena di dua distributor (pupuk) di Mabar selalu tersedia pupuk non subsidi, ada NPK dan urea juga ada, ” ujar Kadis Halu.
Bernadus Ambat, anggota DPRD Mabar pada tempat berbeda memuji langkah yang ditempuh Pemkab Mabar beli pupuk buat petani setempat dengan menganggarkannya melalu APBD 2024. Itu sebagai tujuan yang mulia, katanya.
Ambat mengingatkan Pemkab Mabar agar pembagian pupuk tersebut tepat waktu, dan tepat sasaran.
Diharapkan pula agar pupuk organik cair yang bantu petani Mabar itu sebelumnya telah diuji coba Pemkab/Dinas TPHP Mabar dan hasilnya baik. Sehingga di tingkat petani juga hasilnya baik kelak, kata politisi Perindo tersebut. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando