LARANTUKA, FLORESPOS.net-Semana Santa (Pekan Suci) di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tahun 2024, berakhir.
Setelah beberapa hari ratapan dukacita peristiwa iman kematian Yesus Kristus di kayu salib, umat Katolik setempat dan peziarah merayakan sukacita Paskah Kebangkitan di Prosesi Aleluya.
Prosesi Aleluya atau Prosesi Paskah Kebangkitan belangsung pada Minggu Paskah (31/3/2024) malam.
Prosesi ini terjadi di Konga, tepatnya di Gereja Stasi Mater Dolorosa, Paroki Santa Maria Imakulata Lewolaga.
Selain umat Katolik setempat, Prosesi Kebangkitan ini juga diikuti oleh para peziarah, baik dari Kota Larantuka, desa-desa tetangga sekitar, maupun dari luar Kabupaten Flores Timur.

Prosesi Aleluya pada Minggu (31/3/2024) malam dimulai pukul 20.00 Wita diawali Ibadat Sabda di Gereja Stasi Mater Dolorosa dipimpin oleh Pastor Paroki Santa Maria Imakulata Lewolaga, Romo Marselinus Moi, MSF.
Setelah Ibadat, dalam suasana sukacita dan kegembiraan Paskah Kebangkitan, umat dan peziarah keluar pintu utama gereja sambil mengusung Arca Maria Aleluya.
Arca Maria Aleluya terbuat dari kayu dan gading asli ini berukuran 40 centimeter berada dalam bingkai kaca bening. Arca Maria Aleluya diusung oleh empat orang pengusung yang disebut Lakademu.
Berbeda dengan malam Prosesi Jumat Agung di Kota Larantuka dan Wureh yang terjadi beberapa waktu lalu, wajah Lakademu tertutup rapat.
Di Prosesi Aleluya, wajah Lakademu/pengusung Maria Aleluya pada Prosesi Aleluya di Konga, terbuka atau dapat dilihat orang.

Umat dan peziarah memegang dan mengibar bendera berwarna kuning dan putih. Sepanjang prosesi mereka bersukacita dan bersorak sorai sambil menyanyikan Aleluya, Aleluya, Aleluya diiring gendang. Jalur jalan prosesi dibatasi pembatas berupa tiang-tiang kayu dengan lilin yang terus bernyala.
Sorak sorai, sukacita dan nyanyian Aleluya berhenti pada setiap armida yang disinggahi. Malam itu, ada enam armida disinggahi umat dan peziarah.
Armida Missericordia Porsado, Armida Jentera, Armida Missericordia, Armida Pohon Nangka, Armida Pohon Waru dan Armida Pohon Bunga.
Jalur prosesi, umat dan peziarah juga melintasi kapela kecil (tori), yakni Tori Tuan Ma, Tori Tuan Ana, Tori Tuan Meninu dan Tori Maria Aleluya.
Setiap armida yang dilalui, umat dan peziarah berhenti. Mereka berdoa ‘Ratu Surgawi Bersukacita‘ dipandu pemimpin Romo Marselinus Moi.
Setelah itu, umat dan peziarah lanjut berjalan sampai armada terakhir dan kembali lagi ke gereja. Prosesi yang berlangsung sekitar satu setengah jam ini pun berakhir.

Sejatinya, tiap tahun, Semana Santa (Pekan Suci) Larantuka dimulai Minggu Palma. Satu pekan itu, umat Katolik Larantuka memaknai peristiwa iman kelahiran, kematian sampai kebangkitan Yesus Kristus pada Minggu Paskah.
Selama satu pekan itu, terjadi berbagai kegiatan iman mulai dari prosesi dan ritus-ritus iman di Kampung Wureh di Adonara Barat, devosi dan liturgi Prosesi Laut Mengantar Tuan Yesus Tersalib dari Kapela Tuan Meninu.
Lalu, dilanjutkan malam harinya, Prosesi Jumat Agung mengelilingi Kota Larantuka mengusung Tuan Ma dan Tuan Ana dan diakhiri dengan Prosesi Aleluya atau Paskah Kebangkitan di Kampung Konga.
“Mengikuti Semana Santa di Larantuka menjadi sangat lengkap kalau mengakhirinya dengan Prosesi Aleluya atau Paskah Kebangkitan di Kampung Konga,” kata sejumlah peziarah dari Larantuka dan dari luar Kabupaten Flores Timur usai ikut Prosesi Aleluya, Minggu (31/3/2024) malam.
Kampung Konga berada di jalur Trans Larantuka-Maumere atau 40 kilometer arah barat Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur. Kampung ini berada di wilayah administrasi Desa Konga, Kecamatan Titehena. *
Penulis: Wentho Eliando I Editor: Anton Harus











