BAJAWA, FLORESPOS.net-Bupati Ngada Andreas Paru mengajak Kopdit Sangosay untuk bekerjasama di sektor pariwisata di daerah tersebut.
Ajakan orang nomor satu di Kabupaten Ngada itu disampaikannya saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2023 Kopdit Sangosay pada Sabtu (9/3/2024), di Kantor Pusat Kopdit Sangosay Bajawa.
Bupati Andreas mengatakan, Kopdit Sangosay memiliki kekuatan yang sangat dahsyat, yakni saat ini beranggotakan 132.130 anggota dengan aset mencapai Rp.1.198.088.147.588 tersebar di 19 kabupaten/kota se NTT.
“Kepercayaan anggota kepada pengurus dan manajemen harus terus ditingkatkan di mana hak dan kewajiban harus terus dilakukan dengan baik. Kekuatan ini juga sangat dimungkinkan untuk pengelolaan sektor Pariwisata,” katanya.
Kata Bupati Andreas, kerjasama atau kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting. Kolaborasi juga bisa dilakukan dengan pemerintah termasuk dengan inovasi. Terobosan harus dilakukan pengurus dalam meningkatkan kepercayaan anggota. Anggota akan terus bertambah dan berdampak pula penambahan aset.
Bupati Andreas mengatakan, namanya “Sangosay” berarti “semoga sampai tujuan”. Tentu tujuan itu tercapai bila sejumlah inovasi dan langkah konkrit pengurus diikuti dengan tanggung jawab anggota itu sendiri.
Menurut Bupati Andreas, sebagai Koperasi Kredit, Sangosay dimungkinkan untuk mengembangkan sayapnya pada sektor-sektor lain yang tentunya juga dapat menambah pendapatan Koperasi itu sendiri.
Dirinya pernah berbincang dengan General Manager Kopdit Sangosay, Lodofikus Lenga dan hal yang dibicarakan adalah potensi Kabupaten Ngada, salah satunya sektor Pariwisata.
Kerjasama dengan Koperasi merupakan peluang yang bagus. Ada beberapa destinasi wisata yang dapat dikelola oleh Koperasi dan dirinya yakin Kopdit Sangosay dapat melakukan itu.
“Sudah banyak pihak ketiga yang mengajukan surat permohonan pengelolaan objek pariwisata Air Panas Mengeruda. Saya berkeinginan koperasi bisa ambil alih,” ungkap Bupati Andreas.
Hal ini menurutnya, juga akan ada banyak manfaat kalau dikelola oleh Koperasi karena yang merasakan adalah banyak orang bukan orang per orang.
Dicontohkannya, aset Pemerintah yang terlantar pada beberapa lokasi telah dilakukan pembangunan Alfamart yang berdampak pada pendapatan asli daerah yang tentunya juga berdampak langsung bagi masyarakat Kabupaten Ngada.
Bila pengelolaan objek pariwisata dikelola oleh Koperasi dengan manajemen yang baik maka akan berdampak langsung kepada anggota itu sendiri.
Ketua Pengurus Kopdit Sangosay, Petrus E. Y. Ngilo Rato mengatakan kehadiran Bupati Ngada membuka RAT Kopdit Sangosay tentu sejalan dengan filosofi yang digalinya sendiri oleh kearifan lokal melalui Moto Tante Nela Paris untuk Tuka, Tuku dan Teka yang bermakna bekerja supaya bisa hidup, bekerja agar ada hasil untuk tidak dihabiskan semuanya namun harus pula untuk ditabung dan dijual.
Filosofi ini, katanya, sangat sejalan yang dengan spirit yang berkembang dan hidup dalam gerakan Koperasi Kredit.
Jeni Rato, sapaan akrabnya mengatakan Kopdit Sangosay berawal dari KST Yasukda didirikan pada 6 Juni 1977 dan pada Juli 1979 oleh seorang tokoh bernama Blasius Sawu Nono memberi nama menjadi KST Sangosay.
Pada tanggal 28 Juni 1983 di Aula FMM Bajawa, Yasukda memfasilitasi kelahiran Kopdit Sangosay dengan anggota perdana 67 orang dengan aset Rp.3.800.000.
Ditambahkannya, bahwa mengingat sejarah tidak saja tentang peristiwa namun nilai-nilai yang mengilhami saat itu yang harus diteruskan. Nilai tanggung jawab, kejujuran, pengabdian yang tulus, disiplin dan lainnya yang telah menjadi pondasi bagi hidupnya Kopdit Sangosay.
Hadir saat itu, Sylvia Peku Djawang selaku Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopnakertrans) Propinsi NTT, Wakil Ketua Puskopdit Flores Mandiri Hubertus Sari, penasehat, pengurus, pengawas, General Manager Lodofikus Lenga, Manajemen, perwakilan anggota dan kelompok Microfinance. *
Penulis: Wim de Rozari I Editor: Wentho Eliando











