LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Pemerintah Pusat (Pempus) melalu Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II melakukan perbaikan total 2 daerah irigasi (DI) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT 2023. Kedua DI, yakni Nggorang dan Lembor, direhab karena rusak parah akibat termakan usia.
Pekerjaan perbaikan kedua DI kini sedang dilakukan BWS. Konon kegiatannya mulai Juli-Desember 2023. Ribuan hektar (ha) sawah yang airnya bersumber dari 2 DI, untuk sementara tidak ditanami padi karena tidak ada air, jedah kerja lebih kurang 6 bulan.
Pada sisi lain, dampak Elnino juga belakangan amat terasa di Mabar, yaitu kekeringan ekstrim. Banyak sawah setempat tidak diolah/tak ditanami padi karena kesulitan air. Belum lagi serangan hama dan penyakit atau organisme pengganggu tanaman (OPT).
Kedua faktor tersebut (Elnino dan perbaikan 2 DI) sepertinya dapat mengancam stok pangan Mabar, khususnya beras, akibat produksi padi menurun.
Dan hal itu bisa sajatu bakal memicu harga beras setempat meroket. Apabila itu terjadi akan berpengaruh pada daya beli masyarakat Mabar. Jika daya beli menurun, dikewatirkan memicu inflasi tinggmenghantuiam daerah itu.

Kekewatiran akan terjadi inflasi dan lonjakan harga beras di Mabar bulan-bulan ke depan karena faktor-faktor tersebut, diwanti-wanti sejumlah pihak pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Mabar.
Mereka adalah Ahmad Rudi (Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan), Albertina Muku (Fungosinan/OPT) dan Vitalis A. Syukur (Koordinator POPT Kabupaten Mabar).
Rudi menjelaskan, luas baku sawah di Mabar terkini 16.892,21 ha. Dari belasan ribu hektare itu, realisasi taman Januari-Juli 2023 adalah 16.566,9 ha.
Sedangkan target tanam 2023 yakni 36.595 ha dengan asumsi ada sawah yang ditanam lebih dari sekali dalam setahun atau disebut musim tanam (MT) satu atau MT dua. MT I periode Oktober-Maret dan MT II periode April-September.
Namun di 2023, ada 2 DI di Mabar yang direhab total oleh Pempus melalui Balai Nusa Tenggar II, I yaitu DI Lembor DI Nggorang.
Dampak perbaikan DI Lembor, yaitu Sub DI Wae Sedap dan Wae Kanta ada 1.883 ha sawah setempat yang tak ditanami padi. Jumlah petani terdampak 3.267, mereka tergabung dalam 86 kelompok tani (Poktan) di 6 desa setempat.
Masih di DI Lembor Sub DI Wae Cewo luas sawah yang tidak diolah/tidak ditanami pani 499,5 ha atau 1.O32 petani, tersebar di 3 desa setempat. Para petani bersangkutan tergabung dalam 28 Poktan.
Sub DI Wae Cewo bagian dari Kecamatan Lembor Selatan yang mekar dari Kecamatan Lembor beberaptahun silamlu. Tahun lalu Pempus juga melakukan perbaikan total sebagian DI Lembor.
Kemudian untuk DI Nggorang di Kecamatan Komodo yang direhab yakni Sub DI Wae Mese, luas sawah yang tidak diolah/tidak ditanami padi 781,75 ha, petani terdampak 906. Para petani ini tergabung dalam 32 Poktan di 4 desa setempat.
Perbaikan total DI Lembor dan DI Nggorang maksud dan tujuannya baik, karena irigasi-irigasi tersebut pada rusak parah selama ini akibat termakan usia. Rusak sudah puluhan tahun, terlebih lantainya rata-rata pecah, lubang, sebagian besar air menyerap di situ, air yang sampai di petak sawah sisa sedikit.
Dan konon, dari kontrak kerjannnya kedua DI tersebut sampi Desember 2023 mendatang. Berarti baru ditanami padi lagi sekitar Januari tahun depan, 2024. Tetapi mudah-mudahan hari-hari ke depan hujan segera turun agar sawah- sawah tersebut kerja lebih awal.
“Harapan kita satu-satunya hujan,” kata Rudi.
Dampak Elnino dan perbaikan total 2 DI, lanjut Rudi, bisa memicu kenaikan harga beras, dan itu bisa berujung pada inflasi, dan mungkin inflasinya tinggi.
Albertina Muku yang akrab disapa Bertin dan Vitalis A. Syukur dipanggil Seli, mengungkapkan, untuk periode Januari- 31 Agustus 2023, tanaman padi sawah di Mabar yang terserang OPT 3.920 ha, luas pengendalian 2,321 ha. Pada periode yang sama luas tanaman jagung yang terserang 63 ha, semua terkendali. Cabe, luas tanam dan pengendalian sama, 6 ha.
Sedangkan jumlah tanaman pisang yang terkena OPT yakni 290,86 ha atau 900 rumpun, luas pengendalian 44,54 ha. Pengendalian dengan melakukan eradikasi, disamping pendampingan.
Sehubungan pengendalian OPT, jumlah pestisida yang sudah dikeluarkan Dinas TPHP Mabar periode Januari-31 Agustus 2023 yakni 1.840 liter. Pengendalian juga ada yang dilakukan secara swadaya oleh petani sendiri.
Bertin dan Seli mengaku, Elnino dan perbaikan 2 DI di Mabar memicu kenaikan harga beras, karena stok berkurang aku bat sawah-sawah setempat tidak dikerjakan/tidak ditanami padi.
“Saya baru beli beras harganya tujuh ratus ribu (rupiah) per karung lima puluh kilogram,” ujar Bertin.
Sebelumnya Kepala Dinas TPHP Mabar, Laurens Halu mengatakan, dengan adanya perbaikan total jaringan irigasi Lembor dan Nggorang hampir pasti produksi padi setempat akan berkurang untuk beberapa waktu.
Dampak perbaikan tersebut sekitar 1 musim tanam sawah setempat tidak diolah untuk ditanami padi. Dan dari kontrak kerjanya bahwa pekerjaan perbaikan 2 irigasi hingga Desember 2023.
Rehab Total kedua irigasi tentunya menguntungkan petani setempat. Karena ke depan air untuk sawah- sawah dimaksud tidak lagi krisis air. Kedua irigasi sudah berumur sekitar 30-40 tahun. Jadi layak diperbaiki sekarang karena sudah rusak berat, ujar Kadis Halu.
Bupati Mabar, Edistasius Endi, sebelumnya mengatakan, terkait Elnino pihaknya sudah menghimbau masyarakat setempat, termasuk petani, supaya selalu waspada terhadap Elnino, ungkapnya.
Diberitakan media ini sebelumnya, hadapi Elnino, Pemkab Mabar dorong petani tanam sorgum. *
Penulis: Andre Durung / Editor: Wentho Eliando