MAUMERE, FLORESPOS.net-Dalam upaya mendukung memajukan pertanian di Desa Liakutu, Kecamatan Mego, maka puluhan mahasiswa Universitas Nusa Nipa (Unipa) Indonesia yang sedang menjalankan praktik kerja kuliah nyata (KKN) di wilayah itu melatih pembuatan pupuk organik bagi warga setempat.
Demostrasi pembuatan pupuk dipusatkan di RW 005, Dusun Gusi, Desa Liakutu, Rabu (26/7/2023).
Abdul Khalik Adios selaku Ketua Kelompok Mahasiswa KKN dalam sambutannya antara lain mengemukakan bahwa upaya sosialisasi dan demonstrasi pembuatan pupuk organik itu berawal dari fakta yang direkam mahasiswa yang sedang menjalankan KKN bahwa warga setempat mengalami kesulitan pupuk.
“Kami sudah mendengar keluhan masyarakat terkait adanya gagal panen pelbagai komoditas unggulan seperti kakao dan kemiri di Desa Liakutu dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mendengar keluhan warga, maka kami mengaplikasikan ilmu yang kami dapat di Kampus Unipa untuk membuat pupuk organik,” kata Abdul.
Abdul berharap agar praktik pembuatan pupuk organik yang didemonstrasi dan dilatih itu dapat diterapkan oleh warga dalam upaya meningkatkan hasil komoditas ke depannya.
“Kiranya demonstrasi pembuatan pupuk organik ini dapat diterapkan oleh warga ke depannya,” katanya.
Sementara Irvan Nggai Mahasiswa Program studi Agribisnis Unipa dalam pemaparan materinya antara lain mengemukakan bahwa pembuatan pupuk organik sangat sederhana tetapi memiliki manfaat yang sangat besar.
“Sederhana karena bahan- bahan untuk pembuatan pupuk organik mudah diperoleh di sekitar kita, seperti daun- daunan, kotoran hewan, humus tana, gula pasir, sekam padi dan EM4 (Effective mikroorganisme),” katanya.
Irvan menyebut beberapa manfaat dan keunggulan pupuk organik, di antaranya sangat ramah lingkungan, meningkatkan kandungan organik dalam tanah, memperbaiki struktur tanah yang padat dan memberikan hasil tanaman yang baik.
“Pupuk organik memiliki banyak keunggulan dan manfaat, di antaranya sangat ramah lingkungan, meningkatkan kandungan organik dalam tanah, memperbaiki struktur tanah yang padat dan memberikan hasil tanaman yang baik,” katanya.
Sedangkan Valentino Keytimu Mahasiswa Prodi Agro Teknologi Unipa lainnya di hadapan warga melakukan demonstrasi cara pembuatan pupuk.
Valentino menjelaskan fungsi setiap bahan yang digunakan kepada masyarakat secara detail, kemudian memberikan contoh cara mencampur bahan- bahan yang ada.
“Setelah semua bahan dicampur maka langkah berikut adalah difermentasi. Untuk fermentasi simpanlah dalam drum dan tutup rapat, setiap 2 hari diaduk. Fermentasi ini batasnya 7-14 hari tetapi lebih lama lebih bagus untuk penguraian,” kata Valentino.
Warga Antusias
Warga Desa Liakuti saangat antusias mengikuti sosialisais dan demonstrasi pembuatan pupuk.
Warga mengikuti semua tahapan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan pupuk organik, antusias dalam diskusi dan bertanya secara detail proses pembuatannya, dan terlibat aktif dalam pembuatan pupuk organik.
Salah seoran warga RW 005 Longginus Lejo di hadapan para mahasiswa KKN mengsharingkan pengalamannya terkait fakta menurunnya produksi komoditas warga dalam tiga tahun terakhir.
Longginus mengakui bahwa produksi komoditas coklat miliknya dalam tiga tahun terakhir menurun drastis.
“Kami sudah tiga tahun ini gagal panen, dan tahun ini paling parah. Coklat yang dulu satu orang bisa produksi sampai satu ton, sekarang turun drastis. Tahun ini saya hanya 100 kg saja, padahal dulu 1 ton lebih,’ katanya.
Longginus menambahkan bahwa warga setempat selama ini memakai pupuk yang dibeli di toko untuk menyuburkan tanaman, dan dalam situasi tertentu pupuk mengalami kelangkaan.
“Dengan pelatihan pembuatan pupuk organik ini, maka selanjutnya bisa membuat pupuk dari bahan-bahan yang ada di sekitar kami.Kiranya dengan pelatihan ini, ke depan kami bisa menyuburkan aneka tanaman komoditas kami dengan pupuk organik sebagaimana yang sudah dilatih mahasiswa Unipa,” katanya.
Terima Kasih
Ketua RT 008, Geradus Kedu menyampaikan apresiasi dan trima kasih kepada para mahasiswa atas kegiatan pembuatan Pupuk organik.
“Saya menyampaikan terima kasih atas kegiatan ini. Kegiatan pembuatan pupuk organik ini sangat positif karena menyentuh langsung kepada masyarakat yang pada umumnya adalah petani,” kata Geradus.
Geradus mengakui bahwa gagal panen tahun ini sudah membuat warga beralih menanam Lombok.
“Jadi, cara pembuatan pupuk yang barusan kami terima dapat kami praktikan dalam upaya menyuburkan tanaman pertanian dan komoditas unggulan lainnya” katanya.
Di akhir kegiatan dilangsungkan penyerahan 1 karung pupuk organik kepada warga. Pupuk yang diserahkan ini sudah difermentasi selama 2 minggu oleh mahasiswa.*
Laporan: Agustinus Ama Helan, Mahasiwa Ilmu Komunikasi Unipa/Editor: Wall Abulat