Oleh: Pater Kons Beo, SVD
Jumat, 12 Mei 2023
(Pekan V Paskah, St Akhileus, St Ephifanius Salamis), St Eufrasia Terracina, St Flavia Domitila)
Bacaan I Kisah Para Rasul 15:22-31
Mazmur Tanggapan Mz 57:8-9.10-12
Injil Yohanes 15:12-17
“Inilah perintahKU kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain”
Yoh 15:17
(Haec mando vobis ut diligatis invicem)
TAK sekedar perintah biasa. Kata-kata Yesus sesungguhnya ingatkan para muridNYA akan kharakter atau identitas dasar kemuridan, yakni KASIH.
KASIH dalam diri para murid itu lahir dan mengalir dari Allah sendiri. ALLAH adalah KASIH (cf 1Yoh 4:7-8). Relasi BAPA – PUTERA – ROH KUDUS dalam KASIH ILAHI itu diteruskan kepada manusia.
DALAM KASIH kita bersujud pada Allah yang adalah sumber Kasih. Dalam Kasih teguhkan identitas diri. Melalui ungkapan Kasih kita menjangkau sesama dan dunia.
KITA bukanlah orang yang kekurangan, kehilangan apalagi ketiadaan Kasih Sayang.
Sebab itu, kata Rasul Paulus, “Lakukanlah segala sesuatu dalam Kasih” (1Kor 16:14).
TETAPI Kasih itu mesti terang bersinar pula dalam situasi suram, sulit dan bahkan nyaris tak memungkinkan. Kasih mesti termeterai dalam KESETIAAN dan PENGORBANAN.
DALAM keadaan getir sekalipun, Kasih mesti bertahan dalam Kesetiaan dan Pengorbanan. Itulah Kasih bermahkota Kesetiaan dan Pengorbanan yang terpancar dari atas SALIB. Itulah kekuatan bagi kita semua.
TANPA kebertahanan Kasih, Setia dan Korban, siapapun bisa mudah terperangkap dalam tindak anti Kasih:
-ketidakpedulian
-dendam dan amarah
-kebencian dan kekerasan
-kecemasan akut mengenai diri sendiri yang memperanakkan sikap dan tindak ‘ingat diri berlebihan.’
KITA adalah anak-anak BAPA yang satu dan sama, di dalam Yesus, ungkapan Kasih Bapa yang sempurna. Karena itulah, janganlah takut untuk saling mengasihi.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin-Alleluia