MBAY, FLORESPOS.net-Media massa memiliki peran penting dalam menyukseskan Pemilu 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Wim de Rozari, pemateri terkait media massa dan pengawasan Pemilu 2024.
Wim menyatakan, peran media sangat penting karena berfungsi sebagai penyampai informasi, edukasi dan juga penangkal hoaks bagi publik.
“Karena kita berbicara pemilu, maka bagaimana peran media itu dalam menyukseskan semua tahapan Pemilu 2024. Media tidak hanya dalam menyebarkan informasi, edukasi tapi juga menangkal hoaks,” ujarnya.
Wim mengatakan, wartawan dalam melakukan kerja jurnalistik atau karyanya sudah jelas memiliki rambu-rambu sehingga hasil karyanya atau output dari karyanya berkualitas.
“Karya jurnalistik (mengutamakan) keberimbangan serta memberikan ruang yang sama dan tidak beropini, sehingga informasi ataupun produk berita yang disajikan harus akurat dan tepat,” ucapnya.
Wim menambahkan, sangat diperlukan sinergitas semua pihak. Terutama dalam mengawal pemilu. Maka dari itu, peran media massa di Indonesia, khususnya di Nagekeo sangatlah penting, termasuk dalam menangkap informasi yang tidak jelas atau hoaks.
Menurut Wim, kontrol media yang akurat berperan penting dalam menghasilkan Pemilu yang bermartabat dan berkualitas.
Media Jangan Menjadi Racun
Sementara Ketua Panwascam Aesesa, Gabriel Gale memandang keterlibatan media massa dan insan pers dalam pengawasan Pemilu 2024 sangat penting, terlebih pada masa-masa disrupsi informasi.
Di ranah media sosial, dia juga berharap platform digital mau aktif berkolaborasi menciptakan ruang digital yang aman dan berkeadilan.
“Teman-teman media menjadi penting hadir untuk memastikan pengawasan ini menjadi efektif, sehingga kami berharap media harus menjadi madu, jangan sampai media menjadi racun bagi penyeleggaraan Pemilu,” kata Ketua Panwascam Kecamatan Aesesa, Geby.
Geby menyampaikan itu dalam sesi dialog Media Gatering yang di lakukan Bawaslu Kabupaten Nagekeo, di aula Pondok SVD, Selasa (9/5/2023).
Geby mengungkapkan, tantangan ke depan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 ialah ruang-ruang digital. Media sosial memang menjadi area yang sangat luas dan besar serta menjadi potensi konflik yang kuat dalam Pemilu 2024.
Geby mengatakan, setiap media harus bisa menjaga independensi dan netralitasnya dalam pemberitaan terkait pemilu, agar semua yang mengikuti pemilu 2024 mendapatkan perlakuan yang sama dan adil.
“Media harus bisa menjaga amanah terutama di dua titik yaitu independensi dan netralitas, sebab media harus bisa menjaga medan perang pemilu yang benar-benar merata dan adil bagi para peserta Pemilu 2024 nanti”.
Ia mengutarakan, banyak media yang dikuasai pemodal yang juga aktif di politik. Wartawan profesional dan berkompeten harus bisa bersikap netral dalam menjalankan profesinya.
Wartawan hendaknya bisa menyaring dan memilah informasi mana yang sebaiknya disampaikan ke publik dengan tetap menjaga netralitas.
Media Masa dan Pengawasan Pemilu
Wim de Rozari yang juga Wartawan Flores Pos Net Biro Ngada mengatakan, media massa memiliki kekuatan memengaruhi seluruh agenda publik. Jurnalis dapat menjadi alat propaganda terutama di musim kompetisi pemilihan umum.
Wim mengatakan, dalam Pemilu, jurnalis harus menyajikan fakta-fakta dan informasi independen tentang peristiwa dan isu-isu yang akan menjadi referensi bagi masyarakat dalam membuat keputusan.
Dan tujuan paling penting dalam kerja media, menurut Wim, adalah menyediakan informasi yang akurat dan bertanggungjawab yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu independensi media sangatlah penting.*
Penulis: Arkadius Togo/Editor: Wentho Eliando