LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) bagikan kantong plastik (kresek) kepada para nelayan setempat.
Langkah itu diambil DKPP guna mengurangi sampah di perairan Mabar, khususnya sampah plastik, sekaligus demi pelestarian lingkungan laut, karena sampah satu itu dapat mengganggu, merusak ekosistim laut.
Kepala DKPP Mabar, Fatinci Reynilda, mengatakan itu menanggapi media ini di Labuan Bajo belum lama berselang, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya dan P2HP instansi bersangkutan, Hari Setiawan.
Menurut Kadis yang disapa In itu, selain lakukan sosialisasi bahaya sampah plastik di laut, kepada para nelayan Mabar juga dibagi kantong plastik.
Kresek-kresek itu oleh nelayan digunakan untuk menampung aneka plastik. Misalnya plastik yang menyangkut di jaring atau botol-botol bekas minuman nelayan, dan itu semua dibawah pulang oleh nelayan saat mereka pulang timbang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Labuan Bajo.
“Sampah plastik dari para nelayan saat ini belum tahu jumlahnya, nanti akan ditimbang kalau sudah didrop nelayan, soalnya baru. Akan diketahui ketika mereka timbang ikan di TPI nanti, saat itu baru diketahui jumlahnya ketika mereka menimbang sampahnya di darat, di TPI Labuan Bajo kelak nanti,” katanya.
Masih Kadis In, pemerintah dan masyarakat Mabar juga belakangan gencar membersih sampah di darat pun di laut.
Disinggung dampak terhadap ekosistim laut akibat sampah plastik, Hari Setiawan mengatakan, itu hampir pasti. Baik terhadap rumput laut, kerang mutiara, kepiting, udang, ikan dan lain-lain. Bisa mati manakala memakan plastik atau terlilit plastik.
Dilansir media ini sebelumnya, Camat Komodo Mabar, Iwan Martinus menduga ada investor yang bergerak di usaha budidaya mutiara di Manggarai Barat yang hancur karena sampah. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Wentho Eliando











